Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpukan Uang dari Era PD II Ditemukan di Bawah Lantai Toko Penjahit

Kompas.com - 11/06/2018, 16:32 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

BRIGHTON, KOMPAS.com - Setumpuk uang kertas dari masa Perang Dunia II ditemukan di bawah papan lantai yang telah rusak di sebuah toko penjahit tua di Inggris.

Toko penjahit tersebut sebelumnya diyakini menjadi langganan dari mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.

Tumpukan uang tersebut ditemukan dalam kondisi yang sudah rusak, robek, dan bercampur tanah di bawah lantai toko di kota Brighton, di Inggris selatan.

Diberitakan BBC, yang dikutip New York Post, "harta" peninggalan era PD II tersebut ditemuka para pekerja konstruksi yang tengah merenovasi toko tersebut pada Mei lalu.

Para pekerja membongkar lapisan papan pada lantai yang telah lapuk dan membusuk. Pemilik toko, Russ Davis pada awalnya menyangka benda tersebut hanyalah beberapa balok kayu.

Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Tarik Uang Kertas 1 Riyal

"Saya mencoba membelahnya menjadi dua bagian dan menemukan uang kertas bernilai 1 poundsterling," ujar Davis.

"Setiap lebar uang kertas itu sudah menempel satu sama lain. Mustahil untuk memisahkannya. Tumpukan uang kertas itu sudah seperti sepotong kue dari tanah," tambah Davis.

Secara total, dia menemukan 30 bundel uang kertas senilai 1 dan 5 pounsterling dengan nilai keseluruhan diperkirakan 30.000 pounstreling atau sekitar Rp 560 juta, jika dikonversikan ke dalam kurs saat ini.

Davis menyadari tumpukan uang yang ditemukannya sudah berusia sangat tua hingga harus membongkar lantai. Hasil penelitian laboratorium secara lebih lanjut menunjukkan uang tersebut berasal dari era Perang Dunia II.

"Mungkin saja uang itu adalah harta yang sengaja ditinggalkan pemiliknya, namun keburu meninggal sebelum sempat kembali," kata Davis.

"Tapi bisa saja ini pekerjaan kelompok perampok yang menyembunyikan," tambahnya.

Antara 1963 hingga 1973, toko Davis menjadi rumah bagi Bradley Gowns, pedagang bulu yang terkenal dan pemilik jaringan penjahit yang didirikan pada 1860.

Di masa jayanya, toko tersebut kerap dikunjungi PM Churchill dan istrinya Lady Clemententine Chuchill. Bahkan sebuah jaket merek Bradley terjual seharga 100.000 dolar AS.

Sejumlah bangunan milik keluarga, termasuk sejumlah fasilitas pembuatan topi di London telah hancur akibat serangan bom Jerman saat peperangan.

Baca juga: Tak Lagi Bernilai, Uang Kertas Venezuela Dijadikan Kerajinan Tangan

Howard Bradley, pewaris bisnis keluarga menduga, tumpukan uang itu disimpan di bawah tokonya sebagai bagian dari rencana pelarian keluarganya saat Nazi menyerang.

"Kami orang Inggris tapi tahu ada darah Yahudi dalam keluarga. Kemungkinan uang tersebut akan digunakan untuk membayar biaya keluar dari Inggris," ujar Howard.

Kepolisian Sussex saat ini menjaga uang temuan tersebut dan tengah menyelidiki asal uang serta pemilik sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com