KOMPAS.com - Salah satu alat tulis paling banyak digunakan di masa kini adalah pulpen.
Pulpen memiliki ujung berupa bola kecil yang berfungsi sebagai jalan keluarnya tinta dari tempat penyimpanannya.
Besarnya hasil tulisan, dipengaruhi diameter bola di ujung alat tulis tersebut. Semakin besar diameternya, hasil tulisan yang dihasilkan juga semakin besar.
Sekitar 400 sebelum masehi, pena terbuat dari batang alang-alang untuk menulis di atas papirus yang banyak digunakan bangsa Mesir dan Armenia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bioskop Drive-in Pertama Dibuka
Alang-alang tersebut biasanya dipotong lalu disimpan di bawah pupuk kandang. Hasilnya, selain berubah warna hitam bercampur kuning, batang alang-alang akan semakin keras dengan permukaan yang lebih halus.
Pada perkembangan selanjutnya, batang alang-alang digantikan dengan bulu angsa pada abad ketujuh.
Pada 1884, muncul pulpen dengan wadah tinta sehinga pengguna tak perlu lagi berulang kali mencelupkan pena ke dalam tinta setelah selesai menulis.
Pada 10 Juni 1943 alat tulis berujung bulat ini dipatenkan di Argentina. Pemrakarsanya adalah Laszlo Biro seorang jurnalis asal Hungaria.
Sebelumnya, Biro telah mematenkan produk modern pena pertamanya di Paris, Perancis pada 1938.
Pengisian tinta pada pena secara terus menerus membuat Biro menginginkan inovasi lain untuk mempermudah pekerjaannya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan