Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Minta Perusahaan Migas Dunia Perangi Pemanasan Global

Kompas.com - 10/06/2018, 11:58 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus pada Sabtu (9/6/2018) meminta perusahaan minyak dan gas dunia untuk membantu melindungi warga miskin dengan memerangi pemanasan global.

Paus menekankan agar perusahaan migas menghormati perjanjian iklim Paris 2015, di mana 196 negara sepakat untuk membatasi pemanasan global.

Dalam pertemuan dengan para eksekutif industri di Vatikan, Paus menyatakan dalam 2,5 tahun setelah kesepakatan iklim Paris, emisi karbon dioksida dan tingkat gas rumah kaca tetap sangat tinggi

"Namun yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah pencarian lanjutan untuk cadangan bahan bakar fosil yang baru," katanya.

Baca juga: Pesan Menyejukan Hati dari Paus Fransiskus untuk Indonesia

"Sementara Kesepakatan Paris dengan jelas mendesak untuk tetap menyimpan sebagian besar bahan bakar fosil berada di bawah tanah," ucap Paus asal Argentina itu.

"Peradaban membutuhkan energi, tetapi penggunaan energi tidak boleh menghancurkan peradaban," imbuhnya.

Paus bertemu pejabat dari perusahaan minyak dan gas utama seperti ExxonMobil, BP, Royal Dutch Shell, dan perusahaan minyak asal Norwegia, Equinor.

Dia telah lama menekankan perubahan iklim sebagai salah satu tema kunci kepausannya.

Pada 2015, surat edaran keduanya kepada umat didedikasikan untuk masalah pemanasan global. Dia menyebutnya sebagai salah satu tantangan utama yang dihadapi umat manusia di zaman sekarang.

Paus Fransisukus menyatakan, perubahan iklim akan memiliki dampak yang tidak proporsional pada orang miskin.

"Dampak perubahan iklim tidak merata. Orang miskinlah yang paling menderita akibat kerusakan akibat pemanasan global, dengan gangguan yang meningkat di sektor pertanian, air, dan paparan terhadap peristiwa cuaca buruk," katanya.

"Banyak dari mereka terpaksa meninggalkan rumah dan bermigrasi ke tempat-tempat lain yang mungkin tidak akan mendapat sambutan," ucapnya.

Baca juga: Bank Dunia: Perubahan Iklim Dorong 140 Juta Orang Bermigrasi pada 2050

Perjanjian iklim Paris dihebohkan dengan keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan keluarnya AS dari kesepakatan tersebut.

Di sisi lain, ExxonMobil telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi minyak di AS dan memulai puluhan proyek di seluruh dunia.

Administrasi Informasi Energi AS menyebut, permintaan energi akan meningkat 28 persen antara 2015 hingga 2040.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com