Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Muammar Gaddafi, Diktator Libya yang Digulingkan

Kompas.com - 08/06/2018, 19:19 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Praktik kediktatoran yang dijalankan Gaddafi semakin terlihat saat dia memerintahkan agen intelijennya di seluruh dunia mengintimidasi dan membunuh warga Libya di pengasingan.

Gaddafi juga menunjuk keluarga dan teman-teman terdekatnya untuk menempati posisi-posisi penting di pemerintahan.

Korupsi dan penindasan yang dipraktikkan di setiap organisasi sipil menjadikan penduduk hidup dalam kemiskinan.

Sementara Gaddafi dan orang-orang dekatnya mengumpulkan kekayaan dan menyingkirkan para pembangkang.

Selain memimpin sebagai diktator, Gaddafi juga dikenal memiliki gaya yang eksentrik dengan pakaian yang unik dan kebiasaannya mendirikan tenda di setiap kunjungannya ke luar negeri.

Pemerintah Libya di bawah Gaddafi juga diketahui terlibat dengan banyak kelompok anti-Barat di seluruh dunia, menjadikan Libya musuh bagi banyak negara.

Kerajaan Inggris bahkan memilih memutuskan hubungan diplomatik dengan negara itu selama lebih dari satu dekade.

Libya juga dianggap berperan di balik sejumlah aksi terorisme. Di antaranya pada 1986 dalam kasus pemboman klub di Berlin Barat yang menewaskan tiga orang.

Juga kasus pemboman pesawat yang membawa 259 orang di Lockerbie, Skotlandia pada 1988 dan peledakan pesawat penumpang Perancis pada 1989 yang menewaskan 170 penumpang.

Hubungan Gaddafi dengan negara Barat mulai mencair pada era 1990-an, saat muncul ancaman yang semakin besar dari kelompok Islam yang menentang kekuasaannya. Dia mulai berbagi informasi dengan dinas intelijen Inggris dan Amerika.

Gaddafi juga mulai diterima negara-negara barat, bahkan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menganggapnya sebagai salah satu teman dekatnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Moammar Khadaffi Tewas Dieksekusi Pemberontak

Banyak pihak yang mengkritik hubungan Gaddafi dengan negara-negara Barat, diyakini dilandasi kepentingan bisnis dan akses minyak bumi.

Kejatuhan Rezim dan Kematian

Setelah empat dekade berkuasa, rezim yang dibangun Gaddafi mulai menemui tanda-tanda kehancuran. Kejatuhan rezim Gaddafi terjadi hampir bersamaan dengan revolusi di sejumlah negara Arab lainnya, yang disebut era Musim Semi Arab.

Pada Januari 2011, terjadi revolusi Tunisia yang memaksa turun Zine al Abidine Ben Ali dari kursi kepemimpinan. Bulan berikutnya, giliran penguasa Mesir Hosni Mubarak yang dipaksa lengser.

Kejatuhan dua penguasa negara Arab itu memicu aksi protes di sejumlah ibu kota negara Arab lainnya, tidak terkecuali Libya.

Aksi demo pecah di kota Benghazi dan menyebar ke seluruh Libya. Gaddafi bereaksi dengan menggunaan kekuatan yang agresif dan justru semakin meningkatkan gelombang protes.

Akhir Februari 2011, kelompok oposisi Libya telah menguasai sebagian besar negara dan membentuk badan pemerintahan Dewan Transisi Nasional (NTC).

Pada Juni 2011, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gaddafi dan putranya, Seif al Islam serta saudara iparnya untuk kejahatan kemanusiaan.

Baca juga: Moammar Khadafy Pernah Simpan Kepala Musuhnya dalam Kulkas

Sebulan kemudian, dukungan untuk NTC sebagai pemerintahan Libya yang sah datang dari lebih dari 30 negara. Gaddafi kehilangan kendali atas Libya dan bersembunyi dalam pelarian.

Pada Agustus 2011, kota Tripoli jatuh ke tangan pemberontak, menjadi penanda kemenangan oposisi dan berakhirnya pemerintahan Gaddafi.

Kabar kematian Gaddafi muncul pada 20 Oktober 2011, disertai rekaman video yang menunjukkan tubuh sang diktator yang bersimbah darah.

Masih terdapat spekulasi terkait kematian Gaddafi, dengan sebagian orang menyatakan dia tewas dalam baku tembak, namun klaim yang lain menyebut Gaddafi menjadi target serangan udara NATO.

Pascaberakhirnya rezim Gaddafi, Libya terus terlibat kekerasan. Otoritas negara kini dipegang Kongres Nasional Umum, namun berbagai kelompok milisi masih bersaing untuk merebut kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com