Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Dikabarkan Bersedia Lakukan Denuklirisasi demi Ekonomi

Kompas.com - 07/06/2018, 14:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dilaporkan bersedia melakukan denuklirisasi sebagai ganti pertumbuhan ekonomi.

Keputusan itu dibuat jelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pada 12 Juni mendatang.

Mengutip sumber yang dekat dengan Kim, Mainichi Shimbun melansir pada Kamis (7/6/2018), Kim melihat persenjataan nuklir yang dikembangkan menguras anggaran negara.

Apalagi, perekonomian Korut saat ini sedang sulit menyusul sanksi yang dijatuhkan oleh AS maupun Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Media Korea Utara: Kim Jong Un Tegaskan Tetap akan Lakukan Denuklirisasi

"Jadi, Kim membuat keputusan drastis. Salah satunya mencoba berhubungan dengan AS, dan membangun kembali ekonominya," kata sumber itu.

Sebelumnya, Duta Besar Korut untuk PBB Hang Tae Song, pada 15 Mei di Geneva, Swiss, mengatakan bahwa Korut siap meratifikasi Traktat Larangan Tes Nuklir Komprehensif.

"Republik Rakyat Demokratik Korea (nama resmi Korut) siap mematuhi keinginan dunia internasional untuk menghentikan uji coba nuklir," ujar Hang.

Pernyataan Hang terkait traktat itu bisa diartikan sebagai indikasi dari Korut sendiri untuk melaksanakan denuklirisasi.

Namun, pakar nuklir sedikit ragu dengan ucapan itu jika menilik sejarah bahwa Korut sering melanggar komitmen yang mereka buat.

Mantan pejabat di Badan Atom Dunia (IAEA) mengatakan, dunia harus melihat maksud tersembunyi Korut dan tidak gampang percaya dengan apa yang mereka katakan.

"Sangat sulit memercayai jika Korut bakal membuang seluruh persenjataan nuklirnya dalam waktu dekat ini," kata pejabat anonim itu.

Pejabat itu melanjutkan, Trump mulai melakukan pendekatan yang lembut kepada Kim dengan mengatakan bahwa denuklirisasi bakal terjadi bertahap.

Awalnya, dia menginginkan proses pelucutan nuklir itu berlangsung depat, lengkap, bisa terverifikasi, dan terlihat (CVID).

Namun, presiden 71 tahun tersebut mulai memahami kerumitan proses pelucutan senjata nuklir. Dia kemudian mencoba pendekatan berbeda.

Pejabat itu melanjutkan, rencana awal adalah Korut bakal menghentikan uji coba rudal dan nuklir, kemudian membekukan produksi uranium dan plutonium.

"AS bakal mengakuinya sebagai 'langkah besar' dan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya," lanjut pejabat tersebut.

Denuklirisasi total baru dilakukan jika Korut telah menandatangani jaminan keamanan yang ditawarkan oleh Washington.

Baca juga: Kim Jong Un Khawatir jika Tinggalkan Korut, Bakal Terjadi Kudeta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com