Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik D-Day (Bagian 4): Akhinya, Invasi ke Normandia!

Kompas.com - 06/06/2018, 19:38 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Pada 5 Juni, ternyata badai menghantam Selat Channel. Keesokan harinya laut belum terlalu tenang tetapi badai sudah berlalu.

Tak lama setelah fajar pada 6 Juni 1944, armada kapal perang Sekutu muncul dari balik kabut kelabu yang menyelimuti pantai Normandia.

Kapal-kapal perang itu siap menghancurkan benteng-benteng pertahanan Jerman seperti yang sudah dirinci dalam peta BIGOT.

Di belakang pantai Utah, deretan baterai Jerman terlebih dulu memuntahkan peluru yang mengincar dua kapal perusak AS, USS Fitch dan Corry.

Baca juga: Jenderal Eisenhower: Jika Pendaratan Normandia Gagal, Salahkan Saya!

Kedua kapal itu kemudian bergerak ke sisi kanan untuk membentuk garis paralel degan pantai. Kapal-kapal itu kemudian membuang sauh dan mereka kini menjadi sebuah landasan meriam yang kokoh untuk menghujani pantai dengan peluru.

Pada pukul 06.10, amat sesuai dengan jadwal, pesawat-pesawat tempur sekutu menciptakan layar kabut untuk melindungi kapal-kapal perusak itu, sayangnya satu pesawat ditembak jatuh sebelum bisa melindungi USS Corry.

Meriam-meriam Jerman dengan segera menembak kapal itu yang juga tengah menembaki pantai. Peluru yang dilepaskan Jerman meleset.

Namun, sekitar pukul 06.30, USS Curry menghantam ranjau. Delapan menit kemudian dek utama sudah kemasukan air dan USS Curry terbelah dua.

Sang kapten, Letkol George Dewey Hoffman memerintahkan 18 perwira dan 265 pelaut meninggalkan kapal dan terjun ke laut.

Setelah semua anak buahnya masuk ke dalam air yang bersuhu 12 derajat Celcius itu, barulah Hoffman menyusul mereka.

Penembakan terus berlanjut dan semakin banyak tentara yang tewas di dalam air laut yang dingin itu. Saat kapal penyelamat tiba dua jam kemudian, mereka menembaki Jerman sekaligus menyelamatkan 260 awak USS Corry yang nyaris mati kedinginan.

USS Corry yang menembakkan 400 peluru di menit-menit awal D-Day, kehilangan 24 pelaut dalam invasi tersebut.

Sekitar pukul 07.30, Batalion Laut Keenam mulai mendarat di Pantai Omaha, sesuai dengan peta BIGOT mereka disebut sebagai sektor Easy Red.

Clyde Whirty, mengemudikan buldozer dengan bendera AS yang berkibar, bergerak di pantai dan melindas ranjau.

Saat ranjau meledak Clyde melompat sambil menarik bendera hadiah dari keluarga kerajaan Inggris itu lalu lari menuju buldozer lainnya.

Di sebuah buldozer, Clyde mendapati pengemudinya sudah tewas. Dia menyingkirkan jenazahnya lalu mengendarainya menuju pantai.

Saat tembakan artileri menghantam buldozer itu, Clyde yang masih memegang bendera AS miliknya, berlari menuju ke sebuah buldozer yang tak berpengemudi.

Dia naik ke buldozer itu dan bergerak maju. Di penghujung hari, Clyde sudah berada di buldozer keempatnya dan tetap bekerja membersihkan jalan untuk pasukan infantri.

Sementara di sisi lain, Prajurit Hem Severloh meringkuk di belakang senapan mesin di Bunker 62 sambil menyaksikan gelombang manusia turun dari kapal-kapal pendarat.

"Tugas saya adalah menembaki mereka saat masih berbaris menuju pantai satu demi satu sebelum mereka menyebar," kenang Severloh.

Baca juga: Andai Hitler Tak Tidur Saat Sekutu Mendarat di Normandia...

Severloh menambahkan, dia melihat cipratan air setiap kali peluru yang dilepaskannya mendarat dan saat cipratan air itu berada di dekat para tentara AS, mereka langsung menjatuhkan badan.

"Segera mayat pertama dihanyutkan arus pasang, dan dalam sekejap semua tentara AS di bawah sana tertembak," kata Severloh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com