Pada 1558, setelah kematian Ratu Mary I, Elizabeth meneruskan takhta kerajaan Inggris. Beberapa memandang kekuasaan 45 tahun Elizabeth sebagai era keemasan dalam sejarah Inggris.
Selain cerdas, Elizabeth juga menguasai enam bahasa. Prioritas utama saat menjadi ratu adalah mendirikan kembali Gereja Inggris dengan mengeluarkan Undang-undang Supremasi.
Era keemasan ini juga menandakan lahirnya era perdamaian dan kemakmuran. Seni begitu berkembang dengan dukungan Elizabeth.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: John F Kennedy, Presiden ke-35 AS
Dia menyukai musik dan bisa memainkan lute, alat musik semacam kecapi. Selain itu, dia juga gemar berdansa dan menyaksikan pertunjukkan drama.
Dalam eranya, seniman hebat seperti William Shakespeare dan Christopher Marlowe mendapat dukungan penuh dari ratu untuk menciptakan karya seninya.
Potret-potret Elizabeth pada lukisan memperlihatkan dirinya sebagai pecinta fesyen. Dia menyukai perhiasan, pakaian indah, dan bahkan busananya terbuat dari emas dan perak.
Dengan riasan, Elizabeth memiliki penampilan khas pucat yang dramatis pada wajahnya.
Ratu Perawan
Tidak seperti ayah dan saudarinya, Elizabeth menghadapi masalah dan tantangan dalam menemukan pasangan. Mendiang Ratu Mary I pernah menikah dengan Raja Felipe II dari Spanyol.
Dengan harapan menyatukan kembali dua negara, Felipe melamar Elizabeth. Selain itu, Raja Swedia, Archduke Charles dari Austria, dan raja masa depan Perancis juga pernah melamarnya.
Dia menggunakan kemampuan diplomasinya untuk mengakhiri masalah politik, namun tidak pernah sepakat untuk menikah.
Elizabeth tidak tertarik untuk berbagi kekuasaan dengan pasangan sehingga dia tidak menikah dan dikenal sebagai "Ratu Perawan".
Sepupu Elizabeth, Mary Ratu Skotlandia berupaya menggulingkan kekuasaan di kerajaan Inggris.