WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Persiapan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un diliputi tekanan.
Pejabat Gedung Putih mendeskripsikan mereka berjibaku dengan waktu untuk memastikan pertemuan di Singapura pada 12 Juni mendatang berlangsung sesuai jadwal.
"Presiden menekan para pembantunya untuk terus bergerak sesuai jadwal. Meski, staf penasihat keamanan nasional berkata waktunya tidak cukup," kata pejabat itu dilansir CNN Senin (28/5/2018).
Sejumlah staf senior dikerahkan ke Korea Selatan (Korsel) dan Singapura untuk mempersiapkan pertemuan puncak dua pemimpin tersebut.
Baca juga: Sebelum Jumpa Kim Jong Un, Trump Dijadwalkan Bertemu PM Jepang
Di Korsel, tim negosiator yang dipimpin Sung Kim bertemu dengan delegasi Korut di zona demiliterisasi Panmunjom sejak Senin.
Negosiasi awal tersebut untuk menentukan agenda apa yang bakal dibawa Trump dan Kim ketika mereka bertemu empat mata 12 Juni nanti.
Tujuan utama dari dialog di Panmunjom adalah menentukan kerangka waktu kapan Kim bakal melakukan denuklirisasi, dan apa yang bisa diberikan AS sebagai balasan.
Dua kali pertemuan antara Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Kim tidak menjelaskan secara spesifik bentuk denuklirisasi yang diinginkan.
Max Baucus, mantan Duta Besar AS untuk Beijing 2014-2017 berkata, agenda denuklirisasi kemungkinan bakal dibicarakan pada pertemuan di bulan atau tahun mendatang.
"Namun, melihat keduanya berjabat tangan mungkin bakal menjadi sesuatu yang positif. Saya berharap pertemuan itu bakal menjadi langkah awal untuk negosiasi yang lebih konkret," kata Baucus.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan