Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Orang Tewas di India akibat Badai dan Sambaran Petir

Kompas.com - 29/05/2018, 13:42 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Lebih dari 30 orang tewas dan banyak korban lainnya terluka akibat badai dan petir yang menyambar di India.

Badan penanggulangan bencana India menyatakan, korban tewas kebanyakan berasal dari negara bagian Bihar dan Jharkhand di India.

Selain itu, korban tewas diketahui berasal dari negara bagian Uttar Pradesh, setelah hujan lebat disertai dengan badai dan angin kencang melanda kawasan tersebut selama 24 jam.

"Kematian akibat tertimpa rumah, tiang listrik dan pohon yang roboh menimpa warga," demikian laporan pejabat di badan penanggulangan bencana India.

Baca juga: Ibu di India Tak Sadar Telah Digigit Ular, Anak Meninggal Usai Menyusu

Departemen Meteorologi India (IMD) memprediksi akan terjadi badai petir dan hujan lebat di Uttar Pradesh dalam 24 jam ke depan.

"Hujan dan angin kencang diperkirakan akan melanda dan hujan bakal terjadi di Bihar," tulisnya.

Cuaca buruk terus menghampiri wilayah di India selama bulan ini. Pada 3 Mei lalu, pemerintah India menyatakan sebanyak 125 orang tewas akibat fenomena badai pasir dan sambaran petir.

Pada Minggu (13/5/2018), sebanyak 39 orang tewas dalam badai pasir yang kembali menerjang empat negara bagian di India.

Badai pasir dan badai disertai petir biasa terjadi di India Utara selama April dan Mei. Beberapa badai memiliki intensitas yang parah dengan petir yang menghancurkan.

Kilat dengan cepat melepaskan energi listrik di atmosfer dalam awan, di antara awan, atau di antara awan dan tanah. Ketika mencapai tanah, petir dapat membunuh atau melukai orang.

Baca juga: Sindikat di India Latih Anak-anak Mencopet dalam Waktu 3 Detik

Data dari otoritas manajemen bencana negara (SDMA), sekitar 1.800 orang tewas akibat sambaran petir dalam 12 tahun terakhir.

"Sesuai laporan media, lebih dari 270 orang tewas pada 2017. Namun, kematian di daerah terpencil tidak dilaporkan. Padahal, departemen bergantung pada surat kabar harian untuk menghitung jumlah korban," mantan pejabat SDMA, Sanjay Srivastava.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com