Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Komando AS Melawan 500 Orang Tentara Bayaran Rusia di Suriah

Kompas.com - 28/05/2018, 16:09 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Di lokasi misi, pasukan Green Berets dan Marinir mempersiapkan pasukan reaksi yang terdiri dri 16 personel di dalam kendaraan anti-ranjau.

Mereka disiapkan jika pasukan yang berjaga di ladang gas Conoco membutuhkan bantuan. Mereka memastikan kelengkapan persenjataan dan memastikan kendaraan mereka sudh membawa misil anti-tank, kaca mata pemantau panas, makanan, dan air minum.

Pada pukul 20.30, tiga tank T-762 buatan Rusia yang berbobot hampir 50 ton dengan meriam 125 milimeter bergerak menuju ladang gas Conoco.

Mengetahui hal ini, pasukan reaksi yang disiapkan Green Berets bersiap melakukan tugas mereka.

Baca juga: Pasukan Khusus AS Tewaskan 30 Anggota Al Qaeda di Yaman

Di pos Conoco, pasukan AS menyaksikan barisan tank dan kendaraan tempur bergerak menuju ke arah mereka pada pukul 22.00, bermunculan dari permukiman yang membuat mereka tak terdeteksi.

Setengah jam kemudian, pasukan Suriah yang dibantu tentara bayaran Rusia memulai serangan.

Dokumen itu menunjukkan, pos jaga di Conoco tersebut dihujani tembakan dari tank, artileri, hingga mortir.

Hujan peluru itu membuat udara dipenuhi debu dan pecahan peluru. Pasukan komando AS kemudian menggunakan hujan debu itu sebagai perlindungan saat bergerak untuk menyerang dengan menggunakan misil anti-tank dan senapan mesin.

Selama 15 menit pertama, para perwira AS menghubungi para komandan Rusia agar menghentikan serangan.

Saat upaya untuk menghentikan serangan tak berhasil, pasukan AS melepaskan tembakan peringatan dengan menggunakan meriam howitzer. Namun, pasukan penyerang terus maju.

Kemudian dari kejauhan, jet-jet tempur AS F-22, F-15E, pengebom B-52, AC-130, dan helikopter serbu AH-64 Apache serta drone Reaper tiba secara bergelombang.

Baca juga: Pasukan Khusus AS Tewaskan 25 Anggota ISIS di Suriah

Selama tiga jam berikutnya, serangan udara dan artileri pasukan Marinir  sukses menghancurkan pasukan musuh, tank, dan kendaraan tempur lainnya.

Sementara itu, pasukan reaksi bergerak ke medan pertempuran. Dalam suasana gelap dengan jalan dipenuhi lubang bekas bom, perjalanan sejauh 32 kilometer itu amat sulit, ditambah truk pengangkut tidak menghidupkan lampunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com