Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan: Kami Tak Punya Cara untuk Memverifikasi secara Independen

Kompas.com - 27/05/2018, 11:55 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Para wartawan asing dari sejumlah negara yang diizinkan menjadi saksi pemusnahan lokasi uji coba nuklir Pyongyang telah kembali dari Korea Utara, Sabtu (26/5/2018).

Sekitar 30 wartawan dari Inggris, China, Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah diizinkan menyaksikan secara langsung proses peledakan tempat uji coba nuklir Korea Utara di Punggye-ri, Kamis (24/5/2018).

Meski demikian, para jurnalis tersebut mengaku tetap tidak dapat memastikan kebenaran proses penghancuran fasilitas uji coba nuklir Korut lantaran tidak diperbolehkan membawa dosimeter atau peralatan pengukur radiasi.

"Tidak ada media yang diizinkan membawa dosimeter aau peralatan pengukur radiasi lainnya, sehingga kami tidak memiliki cara untuk memverifikasi secara independen," kata Will Ripley, koresponden CNN yang berbasis di Hong Kong.

Baca juga: Korea Utara Resmi Hancurkan Situs Nuklir Punggye-ri

Korea Utara mengumumkan telah "sepenuhnya" menghancurkan situs uji coba nuklir mereka. Sebuah video yang diklaim sebagai momen peledakan juga telah tersebar luas.

Meski demikian, pandangan skeptis terhadap pengumuman itu tetap bermunculan lantaran Pyongyang yang tidak mengizinkan para ahli seperti dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mendampingi para awak media di Punggye-ri.

"Kami tidak dapat memverifikasi bahwa situs uji coba mereka sudah sepenuhnya hancur. Semoga orang-orang akan melihat video itu, mencoba menganalisis dan menilai apakah situs itu benar-benar dihancurkan," lanjut Ripley.

Selain tentang kebenaran penghancuran lokasi uji coba nuklir, kekhawatiran juga muncul terhadap kesehatan para jurnalis setelah menyaksikan peledakan fasilitas Punggye-ri tersebut.

Seorang jurnalis asal Korea Selatan yang turut meliput peledakan mengatakan, dosimeter miliknya telah disita saat memasuki Korea Utara, namun dia memperhatikan tidak ada gejala keracunan radiasi.

Meski demikian, dirinya mengaku akan tetap menjalani perawatan untuk memantau paparan radiasi setelah tiba di negaranya.

Pemerintah Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang menegaskan tidak adanya ancaman radiasi usai peledakan.

"Tidak ada kebocoran bahan radioaktif maupun dampak buruk terhadap lingkungan di sekitarnya," tulis pernyataan itu.

Punggye-ri, yang disebut-sebut sebagai lokasi uji coba nuklir Korea Utara terletak di sisi timur laut negara itu.

Baca juga: PBB Desak AS dan Korea Utara Tetap Lanjutkan Dialog Denuklirisasi

Di tempat itu Pyongyang dilaporkan melakukan enam kali tes peledakan nuklir, dimulai pada tahun 2006 dan terakhir sekaligus yang terkuat pada September 2017 lalu.

Peledakan terhadap tiga terowongan di dalam gunung tersebut dilaporkan dilakukan dua kali, pertama pada pukul 11.00 pagi dan kedua sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat.

Namun kemudian dilakukan peledakan lain hingga baru berakhir setelah pukul 16.00 petang. Demikian diberitakan Kyodo News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com