KOLOMBO, KOMPAS.com - Sebuah pengadilan di Sri Lanka, Kamis (24/5/2018), memutuskan seorang biksu Buddha radikal bersalah telah melakukan intimidasi.
Galagodaate Gnanasara, yang dituduh melakukan ujaran kebencian terhadap warga Muslom, dinyatakan bersalah dalam dalwaan melakukan pelecehan dan intimidasi.
Galagodaate dituduh mengintimidasi seorang perempuan yang suaminya diculik aparat keamanan negara pada 2010.
Setelah menjatuhkan vonis bersalah, hakim di pengadilan koyta Homagama membebaskan Galagodaate dengan jaminan sambil menunggu pembacaan putusan pada 14 Juni mendatang.
Baca juga: Buntut Konflik Sektarian, Sri Lanka Blokir Media Sosial
Untuk setiap dakwaan Galagodaate diancam hukuman maksimal dua tahu penjara, denda yang besarnya ditentukan kemudian atau keduanya.
Dalam persidangan terungkap Galagodaate menggunakan kata-kata kasar dan menghina Sandya Eknaligoda, yang suaminya diculik intelijen militer pada 2010.
Eknaligoda selama ini menggelar kampanye untuk mencari tahu nasib suaminya. Sang suami diduga diculik setelah membuat karikatur yang dianggap menghina presiden saat itu, Mahinda Rajapakse.
Sejumlah personel intelijen militer ditahan terkait penculikan itu. Namun, mereka semua dibebaskan dengan jaminan.
Galagodaate menuduh Eknaligoda menudukung kelompok ekstrimis Tamil dan menjelek-jelekkan reputasi militer Sri Lanka.
Biksu kontroversial ini menjadi buronan selama sebulan pada tahun lalu setelah dicari polisi karena dituduh melontarkan ujaran kebencian kepada umat Muslim.
Dia kemudian menyerah tetapi tidak ditahan karena membayar jaminan.
Milisi Buddha (BBS) pimpinan Galagodaate membantah tudingan berada di balik kekerasan terhadap warga Muslim pada 2014 dan 2017 yang mengakibatkan empat orang tewas.
Baca juga: Kondisi Darurat Ditetapkan di Sri Lanka Menyusul Kerusuhan Sektarian
Galagodaate diketahui berhubungan baik dengan Wirathu, biksu radikal asal Mandalay, Myanmar yang ujaran-ujaran kebenciannya memicu ketegangan antarumat beragama di Myanmar.
Wirathu pernah berkunjung ke Sri Lanka memenuhi undangan Galagodaate tak lama setelah kekerasan pecah di kota wisata Aluthgama pada 2014.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.