Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2018, 13:54 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com — Kalau beberapa wilayah di Indonesia memiliki tradisi ngabuburit, makan kolak, dan menyalakan petasan selama Ramadhan. Beberapa negara di dunia juga punya tradisi unik yang beragam.

Menyambut bulan suci penuh rahmat ini, berbagai penduduk negara tetap mempertahankan tradisi yang sejak lama mengakar dalam budaya mereka.

Berikut ini beberapa tradisi khas Ramadhan di berbagai negara.

1. Maroko

Selama Ramadhan, penduduk Maroko meramaikan kota dengan bunyi-bunyi terompet tradisional yang disebut nafar untuk menandai subuh dengan musik.

Pemain musik dipilih oleh penduduk kota berdasarkan kejujuran dan empatinya. Kemudian, mereka akan berjalan menyusuri jalan sambil meniup terompet membangunkan warga untuk sahur.

Baca juga: Bebas dari ISIS, Warga Suriah di Raqa Nikmati Ramadhan dengan Tenang

Tradisi ini berasal dari abad ke-7 ketika seorang kawan Nabi Muhammad SAW berkeliling saat subuh sambil bershalawat dengan merdu.

Permainan mheibes di Irak. (YouTube/the gamers) Permainan mheibes di Irak. (YouTube/the gamers)
2. Irak

Setelah berbuka puasa, warga Irak akan berkumpul bersama untuk memainkan permainan tradisional bernama mheibes.

Permainan ini dilakukan oleh pria selama Ramadhan. Dua kelompok terdiri dari 40 hingga 250 pemain secara bergantian akan menyembunyikan mheibes atau cincin.

Lawan harus menentukan pria mana yang menyembunyikan cincin itu melalui bahasa tubuh saja.

Tradisi ini memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Selama bertahun-tahun, pemerintah Irak mengumpulkan permainan di masyarakat dengan menampung ratusan peserta sehingga mampu menyatukan penduduk setempat.

3. Mesir

Warga mesir menyambut bulan suci dengan beragam lampu hias warna-warni atau fanous.

Lampu hias ini muncul sebagai simbol dari persatuan dan kegembiraan Ramadhan. Lampu-lampu tersebut memiliki ikatan kuat dengan Ramadhan karena makna rohaninya.

Baca juga: Warga Mesir Keluhkan Lonjakan Harga Pangan Selama Ramadhan

Banyak kisah yang menggambarkan asal mula dari fanous. Salah satunya mengenai seorang penduduk Mesir dan anaknya membawa lampu hias untuk bertemu dengan Khalifah al-Muizz li-Din Allah, dari dinasti Fatimiyah, pada 969 M.

Mereka menantikan kedatangannya di Kairo pada malam pertama Ramadhan. Terkesan dengan lampu hias yang dibawa keduanya, Khalifah meminta perajin untuk menjualnya sehingga penduduk bisa memasang lampu hias di rumah dan setiap toko.

4. Turki

Lebih dari 2.000 penabuh drum turun ke jalan-jalan di Turki sehingga mempersatukan masyarakat selama bulan Ramadhan. Mereka menabuh drum pada waktu sahur.

Kini, pejabat Turki memperkenalkan kartu anggota bagi penabuh drum sebagai tanda kebanggaan bagi mereka yang memainkan alat musik itu.

Pemerintah juga ingin mendorong generasi muda untuk menjaga tradisi kuno agar tetap tumbuh di lingkungan perkotaan.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
5. Pakistan

Setelah berbuka puasa, perempuan di Pakistan akan berbondong-bondong ke pasar untuk membeli gelang warna-warni dan mengecat tangan serta kaki mereka dengan henna.

Baca juga: Gelombang Panas di Pakistan Tewaskan 65 Orang

Untuk menjaga tradisi ini, pemilik toko akan menghias kios mereka dan membuka toko hingga pagi hari.

Kios-kios henna biasanya berdekatan dengan toko perhiasan sehingga bisa menarik konsumen yang sedang berbelanja sambil dilukis dengan henna.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com