Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Saudi Tangkap 7 Aktivis Perempuan

Kompas.com - 21/05/2018, 12:05 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi telah menahan 7 aktivis perempuan sejak 15 Mei 2018, beberapa di antaranya merupakan pejuang hak perempuan untuk mengemudi.

AFP melaporkan, penangkapan tersebut dilakukan jelang beberapa pekan sebelum kerajaan Saudi resmi mencabut larangan mengemudi bagi perempuan.

Pemerintah Saudi menuduh para aktivis tersebut berupaya untuk merusak keamanan dan stabilitas kerajaan, serta mengikis persatuan nasional.

Mereka ditangkap atas tudingan melakukan kontak mencurigakan dengan pihak aisng.

"Tugas masih berlangsung untuk mengidentifikasi semua orang yang terlibat dan mengambil langkah hukum terhadap mereka," ucap juru bicara keamanan negara, yang dikutip kantor berita SPA, Sabtu (19/5/2018).

Baca juga: Perempuan Boleh Setir Mobil, Saudi Pasang Rambu Lalu Lintas Baru

Situs Human Rights Watch (HRW) menyebut, beberapa dari penggiat hak perempuan seperti Eman al-Nafjan dan Lujain al-Hathloul juga ditangkap pemerintah Saudi.

Al-Nafjan dan al-Hathloul merupakan aktivis yang bertahun-tahun menyerukan penghentian diskriminasi terhadap perempuan.

Mereka menandatangani petisi pada September 2016, yang juga memperoleh dukungan lebih dari 14.000 tanda tangan. Petisi itu ditujukan bagi Raja Salman untuk menghapuskan sistem perwalian laki-laki.

Di bawah sistem tersebut, perempuan tidak diizinkan bepergian ke luar negeri, menikah, dan mendapatkan paspor, tanpa izin dari wali pria, seperti dari ayah, suami, saudara laki-laki, atau bahkan putra mereka.

Para aktivis juga berpartisipasi dalam kampanye menentang larangan mengemudi, sebelum akhirnya pemerintah Saudi akan mencabutnya pada Juni 2018.

Selain itu, ada dua aktivis pria yang juga ditangkap, yaitu Mohammed al-Rabiya dan pengacara Ibrahim al-Madmyegh.

Baca juga: Kereta Cepat Saudi Siap Beroperasi, Mekah-Madinah Ditempuh 2 Jam

Direktur HRW untuk Timur Tengah Sarah Leah Whitson mengatakan, reformasi kebijakan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menjadi ketakutan besar bagi para reformis Saudi.

Menurut dia, para aktivis tersebut berani melakukan kampanye publik untuk hak asasi manusia atau pemberdayaan perempuan.

"Pesannya jelas, siapa pun yang mengekspresikan keraguan tentang agenda HAM dari putra mahkota akan menghadapi penjara," ucapnya.

Banyak aktivis Saudi menyebut, perubahan sosial hanya akan sekadar riasan tanpa membongkar sistem perwalian kerajaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com