Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mesir Keluhkan Lonjakan Harga Pangan Selama Ramadhan

Kompas.com - 20/05/2018, 03:18 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Kenaikan harga pangan dan ketidakpastian ekonomi menjadi kendala bagi warga di Mesir dalam menjalani Ramadhan tahun ini.

Harga komoditas mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan 2017.

Dilansir dari The Arab Weekly, Minggu (20/5/2018), pada Ramadhan tahun ini, beberapa buah  kering dan kurma dijual dengan bungkus bergambar wajah pemain sepak bola Mesir Mohamed Salah.

Foto Salah juga mendorong pedagang menjual produk mereka dengan harga yang lebih mahal.

Baca juga: Bantu Warga Palestina saat Ramadhan, Mesir Buka Perbatasan Gaza

Kendati telah menggelar dagangannya, tapi penjual hanya mendapat sedikit pembeli.

"Seharusnya ini menjadi waktu paling giat karena orang-orang mempersiapkan Ramadhan dengan menambahkan jumlah pembelian makanan," kata Ahmed Sobhi, pemilik toko di Kairo.

"Tapi tidak yang mau membeli. Itu semua karena kenaikan harga komoditas," imbuhnya.

Jutaan warga miskin dan berpendapatan terbatas di Mesir tidak sanggup bergabung dengan suka cita Ramadhan seperti penduduk lainnya, karena tak sanggup membeli kebutuhan pokok.

Seorang warga bernama Huweida Mohamed mengaku, kebutuhan pangan meningkat selama Ramadhan. Dia dijanjikan bonus kerja sebesar 28 dollar AS atau hampir Rp 400.000 untuk membiayai kebutuhan selama bulan suci.

Namun, bonus tersebut tak kunjung terwujud. Suaminya yang bekerja sebagai pegawai negeri, juga telah berhemat dan menabung selama berbulan-bulan agar dapat memenuhi kebutuhan selama Ramadhan.

"Harga pangan jauh lebih tinggi daripada kemampuan masyarakat untuk membeli," katanya.

"Kami membeli satu kilogram kurma kering dan satu kilogram saging sapi. Kami akan membeli kebutuhan lain, ketika dapat bonus," ucapnya.

Baca juga: Jalani Tantangan Blue Whale, Remaja Mesir Bakar Kediamannya

Ekonom menilai, kebijakan moneter pada akhir 2016 telah membuat nilai mata uang pound Mesir mengambang terhadap mata uang asing.

Mata uang nasional menjadi kehilangan lebih dari setengah nilainya sehingga menyebabkan harga komoditas melonjak.

"Kenaikan harga komoditas belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan kenaikan harga, pasti banyak warga yang menderita sebab kemiskinan merajalela," kata Mukhtar al-Sherif, profesor ekonomi di Universitas Mansoura.

"Konsumen perlu mengurangi konsumsi untuk mencegah harga naik lebih tinggi lagi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com