WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden AS Donald Trump tengah berupaya menempatkan rencana pertemuan tingkat tingginya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali ke jalurnya setelah Pyongyang mengancam akan membatalkannya.
Trump, pada Kamis (17/5/2018), menawarkan jaminan kepada Kim akan tetap menjadi Pemimpin Korea Utara jika mereka bersedia meninggalkan program senjata nuklir.
Di hadapan wartawan, Trump pun menegaskan bahwa pertemuannya dengan Kim akan berjalan dengan sukses.
"Kim akan mendapat perlindungan yang akan sangat kuat. Dia akan tetap berada di negaranya dan menjalankan negaranya. Negaranya akan menjadi sangat kaya," kata Trump.
Baca juga: China Minta Trump Tenang Tanggapi Ancaman Korea Utara
Namun, janji AS tersebut juga datang bersama dengan peringatan. Trump mengatakan, jika jalur diplomasi gagal, Kim bisa mengalami bernasib sama dengan pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang digulingkan pemberontak.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyebut Libya sebagai model denuklirisasi bagi Korea Utara.
Libya menyetujui penghapusan program nuklir dan persenjataan kimianya pada 2003 demi mendapat keringanan sanksi.
Namun, satu dekade kemudian terjadi revolusi oleh pemberontak yang didukung NATO dan berakhir dengan penggulingan pemerintahan serta terbunuhnya Kadhafi.
"Libya bukan contoh yang kami pikirkan saat kami memikirkan Korea Utara. Jika Anda melihat kasus Kadhafi, itu adalah pembunuhan. Kami datang ke sana untuk mengalahkannya," kata Trump.
"Sekarang, contoh itu akan terjadi jika kita tidak mendapat kesepakatan, kemungkinan besar," lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.