Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Pakai Uang Palsu, Tunawisma Gugat Burger King Rp 14 Miliar

Kompas.com - 18/05/2018, 03:25 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Time

BOSTON, KOMPAS.com - Seorang pria tunawisma di Boston, Amerika Serikat, menuntut perusahaan restoran cepat saji Burger King senilai 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar rupiah.

Emory Ellis merasa mendapat diskriminasi dari karyawan restoran, pada dua tahun lalu.

Suatu pagi, dia merasa lapar dan memutuskan untuk membeli makanan di Burger King. Bukannya menikmati menu pesanannya, tapi dia malah dibawa ke kantor polisi dan dipenjara selama tiga bulan.

Alasannya, Ellies dituduh menggunakan uang palsu untuk bertransaksi.

Baca juga: Burger King Sediakan Burger Gratis untuk Mereka yang Baru Dipecat

Dilansir dari Time, Kamis (17/5/2018), gugatan tersebut baru dilakukan menyusul sejumlah kasus rasial yang memicu kegemparan akhir-akhir ini di AS.

Pengacara Ellis, Justin Drechsler, menyebut kasir restoran tidak akan meragukan uang dari pelanggan kulit putih dengan setelan jas.

"Orang seperti saya malah akan dapat permintaan maaf, tapi orang seperti Emory justru berakhir dengan diborgol ketika mencoba membayar makanannya pakai uang asli," kata Drechsler.

Gugatan Ellis diajukan pada pekan ini di Pengadilan Tinggi Suffolk.

Juru bicara perusahaan Burger King menyatakan, perusahaan tidak akan menoleransi diskriminasi dalam bentuk apa pun. Tapi, dia tidak mengomentari spesifik kasus Ellis.

Ellis ditangkap pada November 2015 atas tuduhan menggunakan uang kertas palsu. Dia harus menjalani hukuman penjara tanpa jaminan sampai persidangannya selesai.

Jaksa menggugurkan kasusnya ketika Secret Service menyimpulkan uang Ellis adalah uang asli. Kemudian, dia dibebaskan pada Februari 2016.

Baca juga: Gara-gara Insiden Rasial, Starbucks Tutup 8.000 Gerai Sehari untuk Pelatihan

Pria berusia 37 tahun ini tidak pernah mendapatkan kembali uangnya.

Kasus rasial yang melibatkan Starbucks terhadap dua pria kulit hitam membuat Ellis berani mengajukan tuntuan.

Seperti diketahui, perusahaan kedai kopi itu bersedia menutup 8.000 gerainya di AS pada 29 Mei 2018, tepatnya sore hari, untuk melatih sekitar 175.000 karyawan mengenai biar rasial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com