GAZA, KOMPAS.com - Seorang anggota senior dari kelompok Hamas mengatakan, sebagian besar korban tewas dalam bentrokan yang terjadi di perbatasan Gaza pada Senin (14/5/2018) merupakan anggotanya.
Mengutip dari AFP, sebanyak 62 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bentrokan dengan tentara Israel, sementara ribuan lainnya mendapat luka-luka.
Anggota senior Hamas, Salah Bardawil, Rabu (16/5/2018), mengatakan bahwa sebanyak 50 orang yang tewas di perbatasan Gaza awal pekan ini merupakan anggotanya.
Meski demikian Bardawil tidak menjelaskan lebih rinci mengenai para anggota yang dimaksud, termasuk anggota sayap bersenjata atau politik.
Baca juga: Korban Tewas Bentrokan di Gaza Bertambah, AS Salahkan Hamas dan Iran
Dia juga tidak menginformasikan terkait hal yang dilakukan para anggotanya tersebut sebelum terbunuh oleh tentara Israel.
"Jumlah terakhir ada 62 orang yang terbunuh pada Senin hingga Selasa," ujarnya dalam siaran di stasiun televisi Palestina.
"Sebanyak 50 martir adalah Hamas dan 12 lainnya dari warga sipil. Bagaimana Hamas menuai hasilnya jika biaya yang harus dibayarkan sangat mahal," tambahnya.
Bardawil juga menegaskan, jumlah yang diumumkan tersebut merupakan angka pasti menurut kelompok Hamas.
Sementara itu, juru bicara Hamas, Fawzy Bahroum tidak mengonfirmasi terkait 50 korban tewas merupakan rekan anggotanya, namun dia mengatakan kepada AFP, telah membayar biaya pemakaman untuk 50 orang yang tewas tersebut.
Seorang anggota senior Hamas lainnya, Bassem Naim, juga menolak memberi konfirmasi terkait jumlah korban yang tewas sebagai anggotanya.
"Sebenarnya wajar melihat anggota atau pendukung Hamas dalam jumlah besar seperti saat protes. Aksi yang lalu merupakan pergerakan besar dan mendapat banyak dukungan," kata Naim.
Baca juga: Israel Gunakan Drone untuk Tangkal Bom Layang-layang Palestina
Serangkaian aksi protes warga Gaza di dekat pagar perbatasan mencatatkan telah ada 116 warga Palestina tewas sejak dimulainya aksi pada 30 Maret lalu.
Bentrokan yang terjadi pada Senin, menjelang peresmian kedutaan AS di Yerusalem, disebut telah menjadi hari paling berdarah sejak 2014.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.