Namun, dia masih dapat berkumpul dengan keluarganya, mengingat anak-anak lain tidak seberuntung dirinya.
Ribuan anak-anak mengungsi ke Bangladesh tanpa keluarga dan orangtua, terpisah akibat kekerasan yang terjadi atau akibat penyakit saat eksodus massal dari Myanmar.
"Sayangnya, ini akan menjadi Ramadhan pertama yang bakal diingat karena alasan yang keliru," kata Roberta Businaro dari lembaga amal Save the Children.
"Mereka cuma punya tanah, lumpur, dan pasir untuk bermain. Mereka akan melewati Ramadhan jauh dari rumah, orangtua, dan teman-teman mereka," imbuhnya.
Baca juga: Musim Hujan Tiba, Pengungsi Rohingya di Bangladesh Khawatir Banjir
Kendati sulitnya hidup di pengungsian, warga etnis Rohingya lain optimistis tidak bakal meninggalkan kewajibannya.
"Ini bakal menjadi sulit karena matahari sungguh panas, tapi kami tetap akan berpuasa," kata imam Muhammad Yusuf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.