KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemimpin de facto oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menggelar konferensi pers perdana pasca-bebas dari penjara.
Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh awak media adalah perasaannya terhadap Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Anwar dipecat sebagai wakil perdana menteri oleh Mahathir pada 1998 karena tersandung korupsi dan menghalangi penyelidikan kasus sodomi.
Sebelumnya, hubungan dua politisi bagaikan "ayah dan anak" itu memburuk buntut dari perbedaan pandangan mereka dalam menjalankan pemerintahan.
Baca juga: Anwar Ibrahim Resmi Bebas dari Penjara
Pada 1999, dia dijatuhi vonis sembilan tahun penjara setelah dianggap terbukti melakukan sodomi. Vonis itu mendapat kecaman dari dunia internasional.
Sebab, hukuman Anwar dianggap merupakan bentuk upaya pemerintahan Mahathir untuk membungkam lawan-lawan politiknya.
Hubungan keduanya mencair setelah Mahathir bertemu dan menjabat tangan Anwar di ruang gedung pengadilan Malaysia September 2016.
Dilansir Channel News Asia Rabu (16/5/2018), Anwar berujar kedua belah pihak telah mengubur kebencian masing-masing.
"Saya tidak dendam dengan dia (Mahathir). Dia telah mengurus pembebasan saya, dan mendukung reformasi. Mengapa saya harus menyimpannya (dendam)?" tanya Anwar.
Terkait dengan janji Mahathir untuk menyerahkan kursi perdana menteri setelah dua tahun menjabat, Anwar mengaku tidak ingin memikirkannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.