Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengikuti "Roller Coaster" Karier Politik Anwar Ibrahim (1)

Kompas.com - 16/05/2018, 12:22 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Jika ada politisi di dunia yang karier politiknya paling berwarna maka salah satunya adalah Anwar Ibrahim.

Karier politisi berusia 70 tahun ini bisa dikatakan seperti "roller coaster", naik turun hingga berbelok amat tajam selama dua dekade terakhir.

Pria kelahiran Bukit Mertajam 10 Agustus 1947 ini memang sejak muda sudah menerjuni dunia politik dengan menjadi presiden Persatuan Pelajar Muslim Malaysia pada 1968-1971.

Dia juga menjadi salah seorang pendiri Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) pada 1971 dan terpilih menjadi presiden Majlis Belia Malaysia (MBM).

Baca juga: Anwar Ibrahim Resmi Bebas dari Penjara

Pada 1974, Anwar dipenjara setelah memimpin unjuk rasa mahasiswa menentang kemiskinan dan kelaparan di pedesaan.

Unjuk rasa ini dipicu kabar satu keluarga di desa Baling, negara bagian Kedah yang meninggal dunia akibat kemiskinan karena anjloknya harga karet.

Celakanya, kabar ini kemudian terbukti salah tetapi Anwar sudah telanjur ditahan berdasarkan Internal Security Act (ISA) yang mengizinkan penahanan tanpa pengadilan bagi siapa saja yang dianggap mengancam keamanan negara.

Anwar kemudian menghabiskan 20 bulan masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Kamunting.

Mencicipi kehidupan di balik terali besi tak membuat Anwar kapok berpolitik. Malahan, kariernya kian moncer dan pada 1982 Anwar mengambil keputusan yang mengejutkan.

Anwar yang dikenal kritis menentang pemerintah justru memutuskan bergabung dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) yang saat itu dipimpin Mahathir Mohamad, yang menjabat perdana menteri sejak 1981

Setelah bergabung di UMNO, karier politiknya semakin cemerlang. Setahun setelah bergabung dengan UMNO, Anwar ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga pada 1983.

Setahun kemudian, Anwar memimpin Kementerian Pertanian Malaysia sebelum menjadi menteri pendidikan pada 1986.

Saat itu, Anwar sudah dianggap amat berpeluang menjadi wakil perdana menteri. Sebab, sesuai tradisi politik di Malaysia, posisi menteri pendidikan adalah jalan menuju kursi wakil perdana menteri.

Ternyata prediksi itu benar adanya. Pada 1993, Anwar menjadi wakil perdana menteri setelah terpilih menjadi Wakil Presiden UMNO mengalahkan Ghafar Baba yang awalnya digadang-gadang bakal menjadi penerus Mahathir Mohamad.

Baca juga: Jika Raja Malaysia Beri Pengampunan, Anwar Ibrahim Bisa Bebas Hari Ini

Setelah menjadi wakil perdana menteri, hubungan Anwar dengan Mahathir amat mesra bahkan di mata publik hubungan kedua politisi ini bagaikan hubungan ayah dan putranya.

Peluang Anwar  menjadi pemimpin Malaysia di masa depan semakin besar ketika pada 1997, dia ditunjuk menjadi penjabat perdana menteri kala Mahathir memutuskan cuti selama dua bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com