Pada tahun 1896, bersama dengan ilmuwan Henri Becquerel yang menemukan fenomena radioaktivitas, mereka mulai meneliti tentang mineral dan bijih uranium.
Berkat penelitian seputar radiasi yang mereka lakukan, Pierre dan Marie Curie bersama dengan Henri Becquerel kemudian menerima penghargaan Nobel untuk bidang fisika pada 1903.
Pasangan Curie juga dianugerahi Medali Davy dari Royal Society of London pada tahun 1903. Dan pada 1905, Pierre Curie terpilih untuk Academy of Sciences.
Akhir Kehidupan
Pada tanggal 19 April 1906, Pierre Curie meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan lalu lintas di Paris.
Dia tertabrak kereta kuda saat menyeberang jalanan yang ramai di Paris ketika hujan. Dia terpeleset dan terlindas kereta kuda. Pierre meninggal dunia akibat luka di kepalanya.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Guglielmo Marconi, Sang Penemu Radio
Selama melakukan penelitian, pasangan Curie mendapat luka bakar akibat terpapar radium, baik secara tidak sengaja maupun dengan sukarela. Tubuh mereka juga diketahui terpapar radiasi dosis tinggi.
Radiasi tingkat tinggi telah mempengaruhi kesehatan pasangan Curie. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 karena anemia aplastik, yakni kondisi saat tubuh tak mampu menghasilkan cukup sel darah merah.
Jejak radiasi juga ditemukan pada buku-buku dan catatan penelitian Curie sehingga harus disimpan dalam kotak timah khusus. Mereka yang ingin membacanya wajib mengenakan pakaian pelindung khusus.
Pada April 1995, makam pasangan Curie dipindahkan ke ruang bawah tanah di Pantheon, Paris.
Penerus Sang Ilmuwan
Darah ilmuwan mengalir deras di keluarga Curie. Putri dan menantu pasangan Curie, Irene dan Frederic Joliot juga dikenal sebagai fisikawan yang turut meneliti soal radioaktivitas.
Keduanya bahkan juga mendapat penghargaan Nobel atas penelitian mereka, seperti halnya kedua orangtuanya.
Putri kedua Pierre-Marie, Eve, menjadi satu-satunya dalam keluarga Curie yang tidak terjun sebagai fisikawan dan memilih menjadi penulis. Eve menulis biografi mengenai ibunya
Cucu pasangan Curie dari anak pertamanya Irene, yang bernama Helene Langevin-Joliot dikenal sebagai fisikawan nuklir Perancis, sedangna cucu laki-laki mereka, Pierre Joliot adalah seorang pakar biokimia.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Kwame Nkrumah, Presiden Pertama Ghana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.