WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Media massa Amerika Serikat ramai-ramai mempertanyakan kemungkinan mantan Menlu John Kerry telah melanggar undang-undang.
Pertanyaan ini muncul setelah beredar di media sosial foto John Kerry diam-diam bertemu dengan para diplomat Iran di Paris, Perancis awal bulan ini.
Para aktivis Iran yang mengunggah foto itu ke media sosial juga mengungkap nama-nama diplomat yang ikut dalam pertemuan itu termasuk mantan menlu Kamal Kharazi.
Kharazi saat ini menjabat sebagai kepala dewan strategis urusan hubungan internasional yang bekerja sama dengan kementerian luar negeri. Anggota dewan ini dipilih langsung pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Baca juga: Gedung Putih Berharap Inspeksi Nuklir Iran Tetap Dilanjutkan
Kerry, salah seorang perancang kesepakatan nuklir AS dan Iran, belakangan ini dituding Presiden AS Donald Trump telah menghasilkan "negosiasi yang buruk" bagi Amerika.
Pekan lalu, Presiden Trump menyatakan AS keluar dari perjanjian nuklir yang dibuat dengan Iran dan negara-negara besar dunia pada 2015.
Dalam foto yang diunggah lewat akun Twitter penulis pidato Trump, Jason Osborne pada 12 Mei itu menunjukkan Kerry meninggalkan pertemuan dengan Kharazi yang didampingi Dubes Iran untuk Perancis, Abul Qassem Delfi.
Pertemuan itu juga dihadiri Direktur Dewan Strategis Hubungan Internasional, Abdul Rheda Fargi Rad. Unggahan ini sejalan dengan laporan sebelumnya yang dimuat harian The Boston Globe.
"Jadi John Kerry baru saja meninggalkan pertemuan @L'Avenue di Paris dengan tiga orang Iran. Seorang teman yang duduk di samping meja mereka mendengar JK memaki (Presiden Trump)," demikian cuitan Osborne.
"Orang-orang Iran itu didampingi lima pengawal dan pergi menggunakan kendaraan diplomatik. Apakah dia (Kerry) terdaftar di FARA?" tambah Osborne.
FARA kepanjangan dari Foreign Agents Registration Act, sebuah undang-undang yang mengharuskan agen-agen asing mendaftarkan diri ke pemerintah AS.
Sejauh ini klaim Osborne belum dapat secara independen diverifikasi. Namun, media konservatif AS The Western Journal memberi penjelasan.
"Osborne mau mengatakan, Kerry berperan layaknya agen bagi Iran. Tak sulit mendapatkan konklusi itu saat menggabungkan fakta ini dengan dua pertemuan rahasia lainya dengan menlu Iran dan fakta bahwa Kerry amat keras membela kesepakatan dengan Iran."
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Trump Makanan Cacing
Sementara itu, ketua Dewan Penasihat Hubungan Internasional Iran membantah bahwa telah terjadi pertemuan antara Kerry dan Kharazi.
Dewan tersebut menambahkan, Kharazi berada di Paris untuk menghadiri sebuah pertemuan politik di kota tersebut.
Sedangkan kantor berita ISNA mengabarkan, Kharazi berada di Paris untuk menghadiri konferensi Para Pemimpin untuk Perdamaian, yang disponsori mantan PM Perancis Jean-Pierre Raffarin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.