Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Menang, 60 Tahun Hegemoni Koalisi Partai Penguasa Malaysia Berakhir

Kompas.com - 10/05/2018, 17:34 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

 

Lepasnya Basis Loyalis Barisan Nasional

Berakhirnya dominasi Barisan Nasional juga terlihat dari hasil penghitungan cepat di Negara Bagian Johor.

Johor merupakan wilayah yang menjadi tempat kelahiran Organisasi Nasional Malay Bersatu (UMNO), partai utama di koalisi BN.

Di level parlemen, BN hanya mendapat delapan kursi. Anjlok dari 21 kursi yang dimenangkan di Pemilu 2013.

Adapun Pakatan harapan merebut 18 kursi di negara bagian yang berbatasan dengan Singapura tersebut.

Baca juga : Di Usia 92 Tahun, Mahathir Akan Jadi Pemimpin Tertua di Dunia

Kemudian di level negara bagian, BN yang telah berkuasa di Johor sejak Malaysia tersungkur dengan perbandingan 19 melawan 36 kursi milik PH.

Salah satu politisi veteran UMNO di Johor, Razali Ibrahim, ditumbangkan lawannya yang masih berusia 25 tahun.

Razali, yang menjabat Wakil Menteri di Kantor Perdana Menteri, kalah dari pendatang baru Syed Saddiq Syed Abdul Rahman.

Syed Saddiq adalah politisi dari partai pimpinan Mahathir, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM).

BN juga menuai kekalahan di Negara Bagian Negeri Sembilan dan Malaka yang mereka dominasi sejak Pemilu 1974 tersebut.

Masa Depan Barisan Nasional

Sejarah menunjukkan, partai yang kalah setelah berkuasa selama puluhan tahun masih bisa kembali ke pucuk pimpinan.

Di Jepang, Partai Liberal Demokratik sempat kalah di Pemilu 2009 setelah berkuasa 54 tahun. Mereka kemudian kembali berjaya pada Pemilu 2012.

Meski begitu, kekalahan ini tetap saja menyakitkan bagi Najib. Sebab, dia harus kandas di tangan mantan mentor politiknya.

Baca juga : Najib Razak, Murid yang Dijungkalkan Gurunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com