Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Malaysia: "Veni, Vidi, Vici" ala Mahathir Mohamad

Kompas.com - 10/05/2018, 11:12 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC,SCMP

Berbagai proyek prestisius seperti menara kembar Petronas menunjukkan ambisi Mahathir menempatkan Malaysia dalam percaturan dunia.

Kebijakan Mahathir dikenal amat otoriter tetapi pragmatis justru memenangkan hati rakyat Malaysia, meski terkadang kebijakannya dianggap melanggar hak asasi manusia.

Banyak politisi oposisi dipenjara tanpa diadili di bawah undang-undang kontroversial Internal Security Act (ISA).

Salah satu yang menjadi korban adalah Anwar Ibrahim yang dipecat karena dituduh melakukan korupsi dan sodomi.

Baca juga : Mahathir Bakal Jadi Pemimpin Negara Tertua di Dunia yang Dipilih Melalui Pemilu

Anwar akhirnya dipenjara karena dianggap terbukti melakukan sodomi di saat dia menyerukan adanya reformasi politik dan ekonomi pada 1998.

Selain mendapat dukungan warganya, Mahathir juga amat dikenal di dunia internasional akibat pernyataan-pernyataan kerasnya terhadap Barat.

Salah satu contohnya, beberapa hari sebelum lengser pada Oktober 2003, Mahathir membuat sejumlah pemerintah Barat dan kelompok Yahudi geram karena menyebut "komplotan rahasia" Yahudi menguasai dunia.

"Saya kecewa karena belum memenuhi tujuan saya yang membuat ras saya menjadi ras yang sukses dan dihormati," kata Mahathir saat dia lengser dari jabatannya.

Meski meninggalkan dunia politik, sebenarnya Mahathir bukan sama sekali pensiun dari dunia yang membesarkan namanya itu.

Secara terang-terangan dia mengkritik penerusnya Abdullah Badawi dan setelah hasil pemilu yang mengecewakan bagi UMNO pada 2008, Mahathir meninggalkan partai yang banyak diartikan sebagai tekanan agar Abdullah Badawi turun dari jabatannya.

Alhasil, Badawi pun lengser yang sekaligus membukakan jalan bagi Najib Razak.

Awalnya, Mahathir sangat mendukung Najib. Namun semua berubah ketika mega-skandal korupsi dan suap 1MDB menyeruak pada 2015.

Saat itu, Mahathir kembali bersuara. Dia menggalang loyalisnya di UMNO untuk menekan agar Najib diperiksa terkait skandal 1MDB itu.

Saat tekanan politik tersebut tak berbuah, Mahathir bersama sejumlah petinggi UMNO meninggalkan partai itu dan menyeberang ke kelompok oposisi.

Pada Januari lalu Mahathir mengumumkan niatnya bertarung dalam pemilu. Dan pada 9 Mei 2018dia mencatat kemenangan bersejarah dengan mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang sudah berkuasa di Malaysia selama 60 tahun.

Hal mengejutkan lainnya adalah Mahathir mengakui telah banyak melakukan kesalahan di masal lalu, termasuk memecat Anwar Ibrahim.

Upayanya berdamai dengan Anwar Ibrahim sempat menjadi bahan cercaan Najib Razak yang menyebutnya sebagai "aktor nomor satu", tetapi Mahathir terus berjalan.

Bukti berdamainya Mahathir dengan Anwar Ibrahim adalah keputusannya untuk hanya menjabat perdana menteri selama dua tahun sebelum menyerahkan kursinya kepada Anwar Ibrahim.

Baca juga : Mahathir Mohamad Klaim Kemenangan di Pemilu Malaysia

Kini apapun yang dikatakan tentang Mahathir, faktanya dia memenangkan pemilihan umum Malaysia dengan cara yang amat luar biasa.

Kemenangan Mahathir ini sesuai seperti perkataan Julius Caesar yang amat terkenal, "Veni Vidi Vici".

Mahathir datang, Mahathir melihat, dan Mahathir menang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber BBC,SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com