BASEL, KOMPAS.com - Menjelang detik-detik terakhir hidupnya, profesor asal Australia berusia 104 tahun, David Goodall, masih memberikan konferensi pers di Basel, Swiss.
Dia bahkan sempat menyenandungkan Symphony ke-9 karya Beethoven. Dia berharap kisahnya ini mendorong warga Australia untuk lebih liberal dalam memandang kematian sukarela atau voluntary eutanasia.
Pekan ini, Goodall meninggalkan Kota Perth menuju Swiss untuk mengakhiri hidupnya secara sukarela. Di Australia, tindakan seperti itu ilegal dan orang-orang yang membantu melakukannya dianggap melanggar hukum.
Di Swiss, tindakan eutanasia sukarela dilegalkan dan sebuah klinik di Kota Basel telah menyetujui permohonan Goodall.
Baca juga : Profesor Australia Usia 104 Tahun Ingin ke Swiss untuk Akhiri Hidup
Dalam konferensi pers pada Rabu (9/8/2018), dia mengaku kaget dengan banyaknya jurnalis media internasional yang datang.
"Saya kaget dengan besarnya perhatian pada kasus saya. Saya sangat menghargai keramahan negara Federasi Swiss untuk bisa mengakhiri hidup saya secara baik," katanya.
"Saya senang mendapatkan kesempatan ini, namun sebenarnya saya lebih suka jika dilakukan di Australia," imbuhnya.
Kematiannya telah dijadwalkan, yaitu pada Kamis (10/5/2018) siang hari waktu setempat. Dia mengaku tidak sedikit pun keraguan untuk mengakhiri hidupnya.
"Saya merasa tidak ada keterlibatan orang lain (untuk memilih tindakan ini). Pilihan saya sendiri untuk mengakhiri hidup besok. Saya menantikannya," kata Goodall.
"Di usia seperti saya, atau kurang, orang ingin bisa bebas memilih kematian bila waktunya tepat," tambahnya.
Rindukan suasana pedesaan
Baca juga : Rayakan Ulang Tahun ke-104, Profesor Ini Harapkan Hadiah Kematian
Dia lantas menyenandungkan melodi tersebut yang disambut tepuk tangan meriah dalam konferensi pers itu.
Ditanya mengenai hal yang paling dirindukannya, Goodall mengaku merindukan suasana perjalanan ke wilayah pedesaan Australia.
"Saya ingin kembali ke wilayah favoritku, Kimberley," ujarnya mengenai kota pedalaman di Australia Barat.