Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Parlemen Iran Bakar Bendera AS

Kompas.com - 09/05/2018, 17:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar memperlihatkan anggota Parlemen Iran membakar bendera Amerika Serikat (AS).

Dilaporkan Jerusalem Post Rabu (9/5/2018), seorang anggota menunjukkan sebuah kertas bergambar bendera AS kepada ketua parlemen, Ali Larijani.

Kemudian dibantu anggota lainnya, anggota tersebut mulai menyalakan api dan membakar bendera tersebut sambil meneriakkan "Matilah Amerika".

"Berhati-hatilah. Jangan sampai membuat parlemen terbakar," kelakar Larijani sambil memperhatikan aksi anggotanya itu.

Pembakaran bendera AS itu merupakan reaksi dari parlemen pasca-keputusan Presiden Donald Trump mengeluarkan AS dari kesepakatan nuklir 2015.

Baca juga : Trump: AS Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran

Dilansir situs yudisial Iran Mizan, Larijani berkata bahwa Trump tidak cocok menjadi presiden. "Dia tidak punya mental untuk menangani isu," jelasnya.

Perjanjian yang dibuat di Wina, Austria itu, dalam pandangan Trump, tidak menghentikan Iran dalam memproduksi senjata nuklir.

"Faktanya, yang sangat menyeramkan, perjanjian sepihak ini seharusnya tidak pernah dibuat," kata presiden 71 tahun itu dalam konferensi pers Selasa (8/5/2018).

Presiden Iran Hassan Rouhani menanggapi keputusan Trump dengan berkata kalau mereka bakal bertahan di perjanjian tersebut.

"Jika kami mencapai tujuan perjanjian itu dengan bantuan negara lain, maka kami bakal bertahan," ujar Rouhani seperti diberitakan Russian Today.

Dia telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk berdialog dengan Rusia dan China terkait kesepakatan 2015 itu dalam beberapa pekan ke depan.

Rouhani menyebut, tindakan AS yang mengumumkan keluar menunjukkan negara itu telah meremehkan perjanjian internasional.

Dia berkata, selama 40 tahun terakhir, AS telah melakukan serangkaian tindakan agresif terhadap rakyat maupun wilayah Iran.

Dia mencontohkan kudeta yang dibuat AS untuk menjatuhkan Perdana Menteri Mohammad Mosaddegh di 1953, atau bantuan yang diberikan Irak untuk menyerang Iran.

"Ini merupakan perang psikologi. Kami tidak akan membiarkan Trump menang. Saya senang karena akhirnya AS meninggalkan perjanjian itu," kata Rouhani.

Baca juga : Obama: Keputusan Trump Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran Sesat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com