Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Keputusan Trump Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran Sesat

Kompas.com - 09/05/2018, 10:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber USA Today,CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengkritisi keputusan Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir Iran.

Dilansir USA Today Selasa (8/5/2018), Obama menyatakan kekhawatirannya bahwa keputusan Trump tidak hanya merenggangkan hubungan AS dengan sekutunya di Eropa.

Namun juga berpotensi menyebabkan perang lain di Timur Tengah. Dia menawarkan lebih dari 1.000 ringkasan mengapa kesepakatan itu dibutuhkan untuk menjaga perdamaian,

Mantan presiden berumur 56 tahun itu berujar, kesepakatan nuklir Iran sama artinya dengan berusaha membangun hubungan dengan Korea Utara (Korut).

"Karena itu, saya menyebut keputusan yang dibuat hari ini (Selasa) adalah sesat," kata Obama sebagaimana diwartakan CNN.

Baca juga : Trump: AS Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran

Presiden yang berkuasa pada periode 2009-2017 itu menegaskan, kredibilitas AS bakal terkikis karena tidak memenuhi komitmennya.

Dia memahami di setiap pergantian pemerintahan, sering terjadi pula pergantian kebijakan luar negeri. Dia juga menyadari Iran cenderung mendukung terorisme.

Iran juga dianggap bisa mengancam sekutu AS Israel, dan negara kawasan lain. "Karena itulah, penting bagi kita untuk mempertahankan perjanjian tersebut," tegasnya.

Obama takut, keinginan Trump untuk keluar bakal membuat rezim Hassan Rouhani memproduksi senjata nuklir, dan berpotensi menimbulkan perang di Timur Tengah.

"Jika perjanjian dengan Iran hilang, kita bakal melihat hari di mana kita bakal hidup dengan ancaman, atau terpaksa berperang untuk menghindarinya," kata Obama.

Tidak hanya Obama, mantan Menteri Luar Negeri John Kerry juga menyuarakan kekhawatiran. Kerry adalah sosok yang menciptakan perjanjian tersebut.

Baca juga : AS Keluar dari Perjanjian Nuklir Iran, Boeing Berpotensi Kehilangan Rp 281 Triliun

Kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu diteken Iran bersama AS, Perancis, Inggris, Rusia, China, dan Jerman.

Kerry menyebut, keputusan Trump bakal mengisolasi AS dari sekutu Eropa, menempatkan Israel dalam bahaya, hingga menghancurkan usaha yang sudah dibuat sepanjang tiga tahun terakhir.

"Secara harfiah, presiden telah membuat krisis di mana seharusnya tidak ada situasi yang berpotensi menjadi krisis," kata Kerry dalam wawancara dengan MSNBC.

Sebelumnya, dalam konferensi pers, Trump mengumumkan dia menandatangani memo yang menyatakan AS keluar dari JCPOA.

Dia menyebut kesepakatan tersebut adalah bencana dan memalukan bagi AS, yang dianggap tidak melakukan apapun untuk menahan ambisi nuklir Iran.

"Kita tidak dapat mencegah bom nuklir Iran yang rusak dan struktur yang lapuk dari perjanjian saat ini," ucapnya.

"Kami tidak akan membiarkan rezim yang menyebut 'Matilah Amerika' untuk mendapatkan akses ke senjata paling mematikan di Bumi," imbuh Trump.

Baca juga : Iran Bakal Bertahan di Kesepakatan Nuklir 2015 jika...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber USA Today,CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com