Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Bakal Bertahan di Kesepakatan Nuklir 2015 jika...

Kompas.com - 08/05/2018, 15:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, berkata kalau negaranya bisa tetap bertahan pada kesepakatan nuklir yang dibuat di 2015.

Namun, seperti dilaporkan Tasnim via Russian Today Selasa (8/5/2018), Rouhani meminta negara lain tidak keluar dari kesepakatan tersebut.

Dibuat di Wina, Austria, pada 14 Juli 2015, kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu diteken oleh Iran bersama Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, China, Perancis, dan Jerman.

Dalam JCPOA, komunitas internasional bersedia untuk mencabut sanksi ekonomi apabila Iran mengurangi produksi nuklirnya.

Baca juga : Macron: Keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran, Trump Bisa Picu Perang

Perjanjian yang terjadi di era Presiden Barack Obama itu disebut Presiden Donald Trump sebagai "yang terburuk dalam sejarah".

Sebabnya, Trump melihat perjanjian itu tidak memperhatikan isu yang lain seperti kepemilikan rudal balistik, maupun aktivitas Iran di Timur Tengah.

Trump lalu meminta agar JCPOA bisa dinegosiasikan ulang dengan memasukkan kesepakatan soal kepemilikan rudal balistik Iran.

Trump mengumumkan bakal segera memutuskan sikap AS terkait JCPOA yang bakal habis Sabtu (12/5/2018) pada hari ini.

"Kami mempunyai rencana. Kami bakal bertahan apabila negara non-AS bertahan. Jika AS keluar, maka sumber masalahnya hilant," kata Rouhani.

Namun, jika ada yang tidak setuju, maka Iran bakal menarik diri, dan kembali memproduksi nuklir sebelum kesepakatan JCPOA.

Rouhani juga menyatakan, Negeri "Paman Sam" bakal membuat kesalahan besar jika mereka mengumumkan keluar dari JCPOA.

Russian Today memberitakan, ini merupakan kali pertama Rouhani menyatakan bahwa masih ada harapan JCPOA bakal tetap berlanjut meski jika AS nantinya benar-benar keluar.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Ghasemi berujar keputusan keluar dari JCPOA bakal memberikan rasa sakit dan penyesalan bagi AS.

"Keluarnya AS bisa menghancurkan reputasi, sekaligus mengurangi kepercayaan dunia kepada mereka," kata Ghasemi dalam keterangannya.

Baca juga : Iran: Jika Trump Menarik Diri dari Kesepakatan Nuklir, Kami Keluar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com