Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tidak Akan Hadir pada Pembukaan Kedubes AS di Yerusalem

Kompas.com - 08/05/2018, 12:16 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan menghadiri pembukaan kantor kedutaan besar AS di Yerusalem pada 14 Mei 2018.

Pernyataan itu diumumkan oleh Gedung Putih pada Senin (7/5/2018), sekaligus menyatakan Wakil Menteri Dalam Negeri John Sullivan yang bakal memimpin delegasi ke Yerusalem.

Padahal, saat bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada 27 April lalu, Trump mempertimbangkan kemungkinan dia hadir dalam peresmian kedubes AS di Yerusalem untuk memotong pita.

"Saya mungkin akan pergi. Saya sangat bangga terhadapnya," ucap Trump kala itu.

Baca juga : Trump Ingin Israel Akui 4 Wilayah di Yerusalem Timur Ini Milik Palestina

Dilaporkan oleh The Hill, putri dan menantu Trump, Ivanka Trump dan Jared Kushner juga dijadwalkan hadir sebagai penasihat senior Trump.

Keberadaan Trump dalam upacara pembukaan kedubes AS di Yerusalem diyakini akan memicu protes.

The Times of Israel melaporkan, pejabat kedubes AS menyebutkan ada sekitar 800 orang yang diundang dalam peresmian tersebut.

"Undangan ini termasuk pemimpin agama, pelaku bisnis, jurnalis, akademisi, dan representatif pemerintah AS," ujar seorang pejabat kedubes AS.

Selain itu, sejumlah pejabat pemerintah Israel dan pemimpin politik juga diminta datang dalam acara tersebut.

Sepekan jelang pembukaan kantor kedubes AS untuk Israel, para pekerja telah mulai memasang papan penanda dan ornamen di sekitar gedung konsulat Amerika Serikat di kawasan Arnona, Yerusalem.

Mereka memasang papan dan penunjuk jalan bertuliskan "Kedutaan Besar AS" dalam bahasa Ibrani, Arab dan Inggris di sekitar gedung konsulat.

Baca juga : Papan Penanda Kantor Kedutaan AS Mulai Dipasang di Yerusalem

Seperti diketahui, AS memutuskan untuk memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem, menyusul pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.

Kebijakan Trump menuai kecaman dari berbagai pihak, sebab rakyat Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka.

Rakyat Palestina berharap, status Yerusalem diputuskan melalui pembicaraan damai antara Palestina dan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com