Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran: AS Bakal Menyesal jika Keluar dari Kesepakatan Nuklir

Kompas.com - 07/05/2018, 14:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyebut Amerika Serikat (AS) bakal menyesal jika keluar dari kesepakatan nuklir.

Pernyataan Rouhani itu terjadi setelah Presiden AS mengancam bakal keluar dari kesepakatan nuklir yang dibuat pada 2015 itu.

Dilansir AFP Senin (7/5/2018), Trump mempunyai waktu hingga Sabtu (12/5/2018) untuk memutuskan apakah memperpanjang, atau keluar dari kesepakatan nuklir itu.

Selama ini, presiden 71 tahun itu selalu mengkritik kebijakan nuklir yang disebutnya "terburuk dalam sejarah" tersebut.

Trump menyebut, kesepakatan itu tidak mencakup isu Iran yang lain. Seperti uji coba rudal balistik, maupun aktivitas mereka di Timur Tengah seperti di Yaman dan Suriah.

Baca juga : Iran: Jika Trump Menarik Diri dari Kesepakatan Nuklir, Kami Keluar

AFP mengabarkan, Trump meminta negara sekutu AS di Eropa untuk "memperbaiki kekurangan" tersebut, atau dia bakal menarik diri dari kesepakatan.

"Jika AS keluar, Anda bakal melihat mereka bakal sangat menyesal sejak negara mereka berdiri," kata Rouhani ketika berpidato di kawasan barat laut Iran.

Rouhani menambahkan, baik Trump maupun sekutu AS di Timur Tengah, Israel, harus mengetahui kalau rakyat Iran telah bersatu.

"Hari ini, seluruh faksi politik Iran, baik sayap kiri maupun kanan, kalangan moderat hingga konservatif, semuanya bersatu," kata Rouhani.

Ucapan Rouhani merujuk kepada pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut Iran menyembunyikan senjata nuklirnya.

Rouhani melanjutkan, Iran saat ini masih berusaha menghormati komitmen. "Namun kami tidak akan bernegosiasi mengenai senjata maupun pertahanan kami," tegasnya.

Desakan agar Trump bertahan di kesepakatan itu disuarakan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, dalam tulisannya di New York Times.

Dilaporkan BBC, Johnson menyadari kalau kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu mempunyai banyak celah.

"Namun, dari berbagai opsi agar Iran tidak mendapatkan senjata nuklir, hanya JCPOA yang kekurangannya paling sedikit," kata Johnson.

Menteri 53 tahun itu kemudian mengibaratkan JCPOA sebagai borgol. Dia menyatakan borgol itu telah tersedia di meja.

"Sangat bijaksana jika fokus kami adalah meningkatkan borgol tersebut, bukan berusaha merusaknya," lanjut Johnson.

Baca juga : PM Israel Klaim Punya Bukti Iran Sembunyikan Senjata Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com