Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Bom Guncang Masjid di Afghanistan, 14 Orang Tewas

Kompas.com - 07/05/2018, 09:42 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KHOST, KOMPAS.com - Bom meledak di sebuah masjid Yaqoubi, di kota Khost, Afghanistan pada Minggu (6/5/2018), menewaskan 14 orang dan melukai lebih dari 30 orang.

Saat bom meledak, masjid sedang digunakan sebagai pusat pendaftaran pemilih menjelang pemilihan umum di Afghanistan pada tahun ini.

Lokasi registrasi pemilih telah menjadi target dari serangan bom di Afghanistan dalam beberapa waktu terakhir. 

Baca juga : Bom Bunuh Diri di Kabul, Netizen Salahkan Pemerintah Afghanistan

Dilansir dari Al Jazeera, bom meledak ketika penduduk sedang berkumpul untuk melakukan salat berjamaah dan mendaftarkan diri sebagai pemilih.

Sebelumnya, bom diletakkan di tenda pada halaman masjid yang digunakan sebagai registrasi pemilih.

Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dan Taliban mengaku tidak terlibat.

"Kerumunan orang yang keluar dari masjid, berkumpul untuk registrasi," kata kepala polisi provinsi Khost, Abdul Hanan Zadran, kepada AFP.

Pada serangan bom pada sepekan sebelumnya, sebanyak 25 orang tewas dalam ledakan bom ganda di Kabul. Ada 9 jurnalis yang turut menjadi korban tewas.

Pada 22 April lalu, seorang pelaku bom bunuh diri menyerang pusta pendaftaran pemilih di Kabul, menewaskan 60 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

Baca juga : Serang Kantor KPU Libya, ISIS Ingin Ganggu Pemilu di Timur Tengah

Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan di Kabul. Taliban dan ISIS secara jelas telah menyatakan maksud mereka untuk menganggu jalannya pemilu.

Lebih dari 1,2 juta orang dewasa telah mendaftarkan diri sampai Sabtu (5/5/2018), tiga pekan usai Komisi Pemilu Independen (IEC) memulai proses pendataan.

Afghanistan memulai pendaftaran pemilih sejak 14 April 2018. Mereka akan berpartisipasi pada pemilu legislatif pada 20 Oktober mendatang, setelah sekian lama tertunda.

Pemilu kali ini dilihat sebagai uji coba untuk pemilihan presiden tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com