WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan menginstruksikan Kementerian Pertahanan untuk mengurangi jumlah militer di Korea Selatan (Korsel).
Sumber di Gedung Putih menyatakan, permintaan itu Trump layangkan jelang pertemuannya dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.
Laporan dari New York Times Kamis (3/5/2018) itu mengatakan, pengurangan pasukan tersebut bukan merupakan bagian dari perundingan antara Trump dengan Kim.
Namun, sumber tersebut berkata, jika Korut dan Korsel mencapai momen perdamaian, maka kebutuhan akan 28.500 pasukan AS yang bertempat di Korsel bisa dikurangi.
Dalam penilaian Trump, keinginannya menarik pasukan dari Korsel adalah karena Negeri "Paman Sam" tidak mendapat biaya yang cukup untuk mempertahankan pasukan di sana.
Baca juga : Trump Ganti Uang yang Dikeluarkan untuk Bayar Bintang Porno
Berdasarkan kesepakatan yang bakal habis tahun ini, Korsel menanggung setengah biaya penempatan pasukan yang mencapai 800 juta dolar AS, atau Rp 11,1 triliun, per tahun.
The Times memberitakan, mulai seterusnya, pemerintahan Trump berkeinginan agar seluruh biaya penempatan pasukan AS ditanggung oleh Korsel.
Selain itu, sejak 1 Juli 1957 hingga saat ini, keberadaan pasukan AS di Korsel tidak berhasil mencegah Korut mengembangkan senjata nuklirnya.
Keinginan Trump itu jelas membingungkan Pentagon maupun badan pertahanan lainnya. Mereka khawatir, pengurangan pasukan di Korsel bisa mengancam hubungan AS-Korsel.
Sumber itu melanjutkan, keinginan Trump itu membuat Jepang ketakutan karena menganggap AS melakukan perundingan berisiko dengan Korut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan