Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penantang Recep Tayyip Erdogan di Pemilu Turki 24 Juni Nanti

Kompas.com - 04/05/2018, 18:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Partai Rakyat Republikan (CHP), partai oposisi utama di Turki, mengumumkan calon presiden mereka dalam pemilu yang bakal digelar 24 Juni mendatang.

Ketua CHP, Kemal Kilicdaroglu, mengonfirmasi bakal mengusung anggota Parlemen Turki Muharrem Ince sebagai penantang Presiden Petahana Recep Tayyip Erdogan.

Diberitakan BBC Jumat (4/5/2018), Ince duduk sebagai anggota parlemen sejak 2002, dan dikenal sebagai salah satu pengkritik keras Erdogan.

"Jika Tuhan berkehendak, saya bakal menjadi presiden yang sesuai harapan pada 24 Juni nanti," tutur Ince diwartakan Middle East Eye.

"Saya akan menjadi presiden 80 juta rakyat yang terdiri dari kelompok Sunni, Kurdi, Turki, maupun Alevis. Saya bakal menjadi presiden yang tidak memihak," janji Ince.

Baca juga : Kejutkan Turki, Erdogan Umumkan Pemilu Dini pada 24 Juni

Sebagai langkah simbolis, Kilicdaroglu mengganti pin partai CHP yang dikenakan Ince di jaket, dan menggantinya dengan pin bendera Turki.

Pencalonan Ince sebagai presiden dilakukan setelah partai berkuasa, Partai Keadilan Pembangunan (AK Parti) mendeklarasikan Erdogan pada Kamis (3/5/2018).

Politisi 54 tahun itu dianggap aset politik CHP. Sebab, Ince mempunyai kemampuan retorika bagus dan pidatonya berapi-api sehingga namanya dipertimbangkan secara serius dalam beberapa tahun terakhir.

Middle East Eye memberitakan, Ince dianggap lebih siap dari Kilicdaroglu untuk menghadapi Erdogan. Pemilu 24 Juni pun diprediksi bakal berlangsung sengit.

"Muharrem Ince adalah kandidat terbaik CHP. Dia bakal memastikan para pemilih memilihnya saat pemilu," ucap Sinan Ulgen, Ketua Pusat Kebijakan Luar Negeri dan Ekonomi, seperti dilansir AFP.

Untuk menambah kekuatan, CHP juga menjalin aliansi dengan beberapa partai seperti Partai Iyi (Bagus), Partai Islamist Saadet, dan Partai Demokrat.

Ince pernah berkata, jika terpilih, dia bakal menjual istana kepresidenan yang dibangun Erdogan di 2014 karena dianggap mewah.

Baca juga : 3 Hal Menarik dari Pertemuan Gubernur Anies dan Presiden Turki Erdogan

Selain itu, Ince juga menuduh Erdogan dan AK Parti merupakan dalang dari kudeta militer yang gagal pada 15 Juli 2016.

Sebelumnya, Erdogan mengumumkan bakal menggelar pemilu di 24 Juni. Keputusan tersebut diambil setelah dia berkonsultasi dengan Ketua Partai Nasional Devlet Bahceli.

Keputusan Erdogan terbilang mengejutkan. Sebab, Bahceli sebenarnya mendesak agar dilakukan pemilu pada 26 Agustus.

Namun, Erdogan mempunyai argumen mengapa dia memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan pemilu.

Keputusan menggelar pemilu dini ini akan menandai transisi sistem politik Turki dari parlementer menuju presidensial.

Sesuai dengan hasil referendum konstitusi di 2017, sistem pemerintahan Turki akan berubah di mana kepala negara dan kepala pemerintahan akan dijabat oleh presiden setelah pemilu.

Baca juga : Erdogan Bakal Kembalikan 2 Tentara Yunani yang Ditahan Turki, tapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com