Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Suami Saya Sudah Meninggal, Saya Sudah Tak Punya Apapun di Dunia Ini"

Kompas.com - 03/05/2018, 16:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Istri dari peraih Nobel Perdamaian asal China, Liu Xiaobo, mengaku siap mati jika tidak diizinkan keluar dari statusnya sebagai tahanan rumah.

Ucapan Liu Xia itu dipublikasikan oleh temannya, penulis China Liao Yiwu yang hidup di pengasingan di Jerman, pada Senin (30/4/2018).

Liu, pujangga dan fotografer, dijadikan tahanan rumah sejak 2010 tanpa dikenai satu dakwaan oleh Pemerintah China.

Diwartakan oleh SCMP Rabu (2/5/2018), dalam rekaman tujuh menit itu, Liu terdengar emosional, dan beberapa kali menangis.

Perempuan 57 tahun tersebut berkata dia bakal mati sebagai bentuk protes. "Suami saya sudah meninggal. Saya sudah tidak punya apapun di dunia ini," kata Liu.

Baca juga : Akhir Perjalanan Liu Xiaobo, Pembangkang China yang Dibela Dunia...

Liu mengaku begitu ingin meninggalkan Negeri "Panda". Bahkan, dia berujar sudah mengepak barang-barangnya di dalam tas.

Ketika berbicara dengan Liao pada 8 April lalu, Liu sempat menyetel lagu rakyat Yahudi dari Perang Dunia II, Dona, Dona oleh Aaron Zeitlin.

Setelah lagu tersebut selesai, Liu selalu mendengar namanya sendiri. Mendengar itu, Liao mengaku sangat terpukul dengan kondisinya.

Liao berujar bahwa dia memutuskan mempublikasikan rekaman tersebut karena ingin dunia mendengar segala keluh kesah Liu.

Sebab, Pemerintah China awalnya menjanjikan Liu bakal segera keluar secepatnya. Namun, sampai sekarang tidak ada perkembangan.

"Kami ingin seluruh organisasi maupun masyarakat internasional mendengar suara Liu Xia sendiri," beber Liao.

Baca juga : Jasad Pembangkang China Liu Xiaobo Dikremasi di Shenyang

Apalagi, sejak kematian sang suami pada 13 Juli 2017, Liu menjalani pengobatan karena menderita depresi.

Suami Liu Xia, Liu Xiaobo, merupakan aktivis yang begitu getol mengampanyekan berakhirnya sistem pemerintahan satu partai di China.

Pada 23 Juni 2009, Liu dijadikan tersangka dengan tuduhan berusaha menghasut, dan melakukan perbuatan melawan negara.

Dia kemudian dijatuhi 11 tahun penjara, dan dicabut hak politiknya selama dua tahun. Pada 2010, Liu mendapat penghargaan Nobel Perdamaian.

Dalam pernyataan Panitia Penghargaan Nobel, penghargaan itu diberikan atas "perjuangan tanpa kekerasan Liu yang panjang bagi dasar penegakan HAM di China".

Saat upacara penyerahan hadiah di Oslo, sebuah kursi kosong dihadirkan sebagai Liu yang masih berstatus tahanan.

Liu kemudian meninggal dunia pada 13 Juli 2017 di Shenyang setelah menderita kanker hati stadium akhir.

Baca juga : Taiwan Tawarkan Pengobatan untuk Pembangkang China, Liu Xiaobo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com