Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2018, 16:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Sebuah lembaga think-tank di Stockholm, Swedia, merilis laporan Rusia telah memangkas anggaran militernya di 2017.

Radio Free Europe melaporkan Rabu (2/5/2018), Institut Penelitian Perdamaian Internasional (SIPRI) menyebut pengeluaran militer Rusia dipotong 20 persen.

Dalam peringkat negara dengan pengeluaran militer terbesar, Rusia turun ke posisi empat dengan bujet 66,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau Rp 924,5 triliun.

Posisi Rusia disalip oleh Arab Saudi yang menghabiskan 69,4 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 967,7 triliun, pada 2017.

Pemotongan itu menjadi yang pertama kali dilakukan Rusia sejak Negeri "Beruang Merah" tersebut dihantam krisis pada 1998.

Baca juga : Menlu Rusia Tuduh AS Berupaya Memecah Belah Suriah

Siemon Wezeman, Peneliti Senior SIPRI menjelaskan, anggaran pertahanan Rusia mengalami penurunan karena masalah ekonomi yang dirasakan negara itu sejak 2014.

"Sanksi yang diberikan negara Barat dan resesi berkepanjangan membuat Rusia terpaksa memangkas anggaran militernya hingga 20 persen," ucap Wezeman.

Sebelum 2017, Kremlin berusaha untuk tetap mempertahankan nominal belanja militernya. Mereka kemudian memangkas sektor lain seperti pendidikan dan infrastruktur.

Namun di 2017, Wezeman berkata kalau Rusia tidak mempunyai jalan lain selain memangkas anggaran militernya.

"Tidak dimungkinkan lagi untuk sekadar mempertahankan jumlah anggaran yang sama. Bagi Rusia, mereka menelan harga diri sendiri," beber Wezeman.

Mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang 1,5 persen di 2017, Wezeman memprediksi anggaran militer Rusia bakal flat, atau bahkan lebih turun, saat 2020 mendatang.

Wezeman berujar, pos di anggaran militer yang paling cepat dipangkas adalah pembelian sistem persenjataan dan operasi militer.

Kepada Reuters, Wezeman menuturkan meski ekonomi sedang menurun, Rusia berusaha menunjukkan diri sebagai salah satu kekuatan militer utama dunia.

Antara lain terjun dalam konflik sipil di Suriah pada 2015. "Rusia masih berusaha menunjukkan bahwa mereka adalah negara kuat," papar Wezeman.

Lebih lanjut, dari laporan SIPRI, AS masih menjadi negara dengan belanja militer terbesar di dunia.

Tahun lalu, negara pimpinan Presiden Donald Trump itu menghabiskan 610 miliar dolar AS, sekitar Rp 8.507 triliun, atau 35 persen dari belanja militer dunia.

Baca juga : Inilah 5 Negara dengan Anggaran Militer Paling Kecil di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com