Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor Australia Usia 104 Tahun Ingin ke Swiss untuk Akhiri Hidup

Kompas.com - 02/05/2018, 12:05 WIB
Veronika Yasinta

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Profesor asal Australia, David Goodall, yang berusia 104 tahun, mengungkapkan rencananya pergi ke Swiss pekan ini untuk mengakhiri hidupnya.

Setelah gagal bunuh diri beberapa kali dalam 12 bulan terakhir, pria yang merayakan ultah ke-104 pada 4 April lalu, memutuskan ke Swiss, negara yang melegalkan eutanasia atau suntik mati sukarela.

Goodall akan ke Bordeaux pada Rabu (2/5/2018) untuk mengunjungi keluarganya. Selanjutnya, dia akan ke sebuah klinik eutanasia di Kota Basel, Swiss, yang telah menyetujui permohonannya.

Baca juga : Rayakan Ulang Tahun ke-104, Profesor Ini Harapkan Hadiah Kematian

Dia akan didampingi perwakilan dari kelompok advokasi eutanasia Exit International, yang mengumpulkan dana sekitar 20.000 dollar Australia atau Rp 209,4 juta untuk membiayai perjalanannya.

"Saya sebenarnya tidak ingin ke Swiss, meski negara itu bagus," katanya.

"Tapi saya harus melakukannya untuk mendapatkan peluang bunuh diri yang tak diizinkan oleh sistem Australia," ujarnya.

Pada hari ulang tahunnya pada bulan lalu, dia menyesali usianya yang panjang. Jika bisa meminta, dia menghendaki hadiah ulang tahun berupa kematian.

Goodall menjadi perhatian internasional pada 2016, ketika dia usia 102 tahun saat itu. Universitas tempatnya bekerja meminta dia mengosongkan kantornya karena dianggap berisiko bagi keamanan dirinya sendiri.

Baca juga : Diet Coke Sekaleng Sehari, Ramuan Panjang Umur Nenek Usia 104 Tahun

Dia menentang keputusan tersebut dan setelah mendapat reaksi publik, pihak universitas membatalkannya.

Goodall mengklaim, keluarganya mendukung segala keputusannya.

"Mereka menyadari betapa tidak memuaskannya hidupku di sini. Tidak memuaskan hampir dalam segala hal. Semakin cepat berakhir, semakin baik," ujarnya.

"Orang tua seperti saya ini harus memiliki hak kewarganegaraan penuh termasuk hak bunuh diri dengan dibantu orang lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com