PARIS, KOMPAS.com - Ratusan orang mengenakan topeng dan penutup kepala, kemudian bertindak anarkis dengan memecahkan jendela toko, membakar mobil, dan melemparkan batu dalam aksi protes di Hari Buruh Internasional di Paris, Perancis, Selasa (1/5/2018).
Dilansir dari The Independent, para demonstran mlakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan reformasi ekonomi oleh Presiden Emmanuel Macron.
Bentrokan tersebut memaksa polisi menyemprotkan gas air mata dan air kepada demonstran. Kepala Kepolisian Paris Michel delpuech mengatakan, lebih dari 200 demonstan telah ditahan.
Sebanyak empat orang terluka dalam kericuhan itu, termasuk seorang petugas polisi.
Baca juga : Pelaku Aksi Teror Paris di 2015 Divonis 20 Tahun Penjara
Menanggapi aksi massa tersebut, Macron mengutuk kekerasan yang mencederai peringatan Hari Buruh.
"Semua akan dilakukan sehingga pelaku teridentifikasi dan bertanggung jawab atas perilaku mereka," kicaunya di Twitter, saat sedang berkunjung di Australia.
Je condamne avec une absolue fermeté les violences qui ont eu lieu aujourd’hui et qui ont dévoyé les cortèges du 1er mai. Tout sera fait pour que leurs auteurs soient identifiés et tenus responsables de leurs actes.
— Emmanuel Macron (@EmmanuelMacron) 1 Mei 2018
Pihak berwenang menyebutkan, ada sekitar 1.200 orang yang ikut dalam unjuk rasa di Hari Buruh. Kebanyakan dari mereka berpakaian hitam.
Para demonstran tersebut berasal dari kelompok anarkis kiri-jauh yang dikenal dengan julukan Black Blocs.
BBC melaporkan, mereka menghancurkan jendela toko di sepanjang rute dan membakar restoran McDonald's di dekat stasiun Austerlitz.
Berbagai kendaraan seperti mobil juga dibakar, dan coret-coretan mengotori dinding bangunan.
Baca juga : Pemerintah Perancis Digugat Gara-gara France.com
Juru bicara pemerintah Benjamin Griveaux mengkritik aksi demonstran karena memilih untuk menutup wajah mereka.
"Ketika Anda memiliki ketulusan dalam berpendapat, Anda berunjuk rasa dengan wajah yang tidak ditutupi," ucapnya.
"Mereka yang memakai penutup kepala merupakan musuh demokrasi," imbuhnya.
Bentrokan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketidakpuasan serikat pekerja terhadap rencana Macron untuk menghidupkan kembali ekonomi Perancis, dan memacu pertumbuhan lapangan pekerjaan dengan melonggarkan peraturan tenaga kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.