Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Venezuela, Pesangon Selama 5 Tahun Bekerja Hanya Cukup Beli Kopi

Kompas.com - 01/05/2018, 16:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Ketika Yolanda Abreu mengambil cek berisi pesangonnya selama lima tahun bekerja sebagai kardiolog, dia tertawa tatkala melongok nominalnya.

Diberitakan AFP Selasa (1/5/2018), dia mengunggah foto cek berisi nominal 156.584,29 bolivar di media sosial Twitter.

Jumlah tersebut setara dengan 0,2 dolar Amerika Serikat (AS) di pasar gelap, atau sekitar Rp 2.788.

Abreu bercerita, awalnya dia dipanggil untuk diberikan cek pesangon selama lima tahun di bekerja sebagai kardiolog tingkat 2 di Rumah Sakit Universitas Caracas.

"Mungkin secangkir kopi," kata Abreu ketika ditanyakan apa yang bisa dibelinya dengan uang pesangon tersebut.

Baca juga : Dalam Setahun, Inflasi Venezuela Tembus 8.900 Persen

Foto Abreu mendapat suka 11.000 kali, dan mendapat komentar dari 1,400 netien yang rata-rata mengalami hal yang sama dengannya.

"Teman, dia merampok Anda," kata seorang netizen kepada Abreu yang mengaku tidak menyangka fotonya bakal menjadi viral.

"Saya mengunggah kisah saya karena isi ceknya sangat menggelikan. Saya tidak menyangka banyak yang merasa kerja keras mereka juga tidak dihargai," beber Abreu.

Dia melanjutkan, jika saja dia mendapat cek tersebut pada Januari 2017, dia mungkin masih mendapat 45 dolar AS, atau Rp 627.502.

Merujuk kepada data Organisasi Moneter Dunia (IMF) 2018 ini, ada jutaan rakyat Venezuela yang nominal gajinya tidak berguna karena hiperinflasi. Hiperinflasi itu menyebabkan kenaikan harga hingga 13.000 persen.

Baca juga : Hiperinflasi dan Krisis Ekonomi, Permintaan Bitcoin di Venezuela Melonjak

"Kondisi Putus Asa"
Pada malam Hari Buruh Internasional (1/5/2018), Presiden Venezuela Nicolas Maduro memutuskan untuk menaikkan gaji bulanan minimal.

Pejabat di Bank Sentral Venezuela berkata, Maduro menaikkan 95,4 persen menjadi 2.555.500 bolivar. Nominal itu setara dengan 37 dolar AS, atau sekitar Rp 515.790.

Namun, kebanyakan rakyat Venezuela terpaksa menukarkan bolivar ke pasar gelap, dan hanya memperoleh 3.20 dolar AS, atau Rp 44.624.

Nominal itu hanya cukup untuk membeli sekitar dua kilogram ayam. Ini menjadi pengaturan ke-22 yang dilakukan Maduro.

"Di masa revolusi, salah satu kebijakan Komandante Hugo Chavez adalah merawat kelas pekerja, yang kini saya sempurnakan," kata Maduro.

Dengan perekonomian yang semakin memburuk, rezim Maduro menuduh AS dan kalangan oposisi melakukan "perang ekonomi" untuk menjatuhkannya.

Asdrubal Olveros, analis dari lembaga konsultasi Ecoanalitica, kenaikan gaji itu merupakan "kondisi putus asa".

"Sia-sia saja menaikkan gaji tapi tidak dibarengi oleh membenahi ekonomi Veenzuela defisit fiskalnya menyentuh 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," tutur Olveros.

Baca juga : Krisis Ekonomi Makin Parah, Venezuela Berencana Redenominasi Mata Uang

"Anda Tidak Bisa Hidup dari Gaji Seperti Ini"
Meski pesangonnya hanya cukup membeli kopi, Abreu berujar kalau dia masih bisa bertahan karena menyediakan jasa konsultasi.

Selain itu, dia bekerja di sebuah rumah sakit swasta untuk membantu para dokter muda. Dia mengaku sedih jika melihat dokter lulusan baru langsung meninggalkan Venezuela.

Baca juga : Investor Jauhi Mata Uang Virtual Venezuela

Berdasarkan studi gabungan yang dilakukan universitas dengan Federasi Kedokteran, 40 persen dokter bedah baru memilih pindah dari Venezuela selama 10 tahun terakhir.

"Namun, saya bisa memahami kondisinya. Anda jelas tidak bisa hidup di sini dengan gaji yang sudah tergerus inflasi," tutur Abreu.

Tidak hanya Abreu. Mery Rojas, pensiunan profesor sebuah universitas, hampir tidak mampu untuk sekadar membeli dua liter es krim.

"Jujur saja, saya tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa melihat kenyataan ini," kata Rojas yang menghabiskan karirnya di universitas selama 16 tahun.

Baca juga : Kota di Venezuela Ini Ciptakan Mata Uang Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com