KOMPAS.com - Tanggal 30 April 1975 akan dikenang bangsa Vietnam sebagai akhir perang panjang yang menghancurkan negeri itu.
Pada saat itulah, ibu kota Vietnam Selatan, Saigon (kini Ho Chi Minn City) jatuh ke tangan Tentara Raykat Vietnam (PAVN) dan Front Pembebasan Nasional Vietnam Selatan (Viet Cong).
Jatuhnya Saigon tak hanya mengakhiri perang tetapi sekaligus memulai proses unifikasi kedua negara yang kemudian menjadi Republik Sosialis Vietnam.
Proses kejatuhan Saigon dimulai pada Desember 1974 ketika PAVN dan Vietcong menggelar serangan besar-besaran terhadap provinsi Phuoc Long yang dipertahankan dengan buruk.
Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS Mengaku Kalah dalam Perang Vietnam
Provinsi ini terletak di sebelah utara Saigon tak jauh dari perbatasan dengan Kamboja. Pasukan Vietnam Utara berhasil menduduki ibu kota provinsi, Phuoc Binh pada 6 Januari 1975.
Meski pemerintah AS menjanjikan bantuan dalam kondisi semacam ini, nyatanya Paman Sam tak berbuat apa-apa.
Saat itu Presiden Nixon baru saja berhenti dan penerusnya Gerald Ford tak mampu meyakinkan Kongres untuk mendukung janji-janji Nixon untuk menyelamatkan Saigon dari tangan komunis.
Pada Maret 1975, Vietnam Utara kembali menggelar serangan besar-besaran yang membuat militer Vietnam Selatan kocar-kacir dan sekali lagi, AS sama sekali tak membantu.
Pasukan Vietnam Selatan kemudian membiarkan daerah-daerah pegunungan seperti Pleiki dan Kontum jatuh ke tangan komunis nyaris tanpa perlawanan.
Pasukan komunis terus maju merebut Quang Tri, Hue, dan Da Nang. Selanjutnya Vietnam Utara melakukan serangan di sepanjang pesisir ke arah selatan menuju Saigon.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan