Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Durian Bikin Ratusan Pengunjung Perpustakaan di Melbourne Dievakuasi

Kompas.com - 29/04/2018, 11:54 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com - Durian menjadi buah idaman bagi sebagian penduduk di Indonesia. Namun di Australia, buah yang memiliki aroma khas ini justru menyebabkan ratusan orang terpaksa dievakuasi.

Bau durian yang membusuk membuat perpustakaan di Melbourne mengeluarkan peringatan evakuasi terhadap pengunjungnya pada Sabtu (28/4/2018).

Petugas pemadam kebakaran mendapat panggilan darurat dari gedung Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) pada pukul 15.00 waktu setempat.

Panggilan tersebut merujuk pada bau gas yang muncul di perpustakaan.

Baca juga : Bahayanya Kalau Kebanyakan Makan Durian

Sekitar 500 mahasiswa dan dosen dievakuasi dari pihak kepolisian, sementara petugas pemadam kebakaran memakai alat bantu pernapasan untuk menyelidiki sumber bau.

Awalnya, belum diketahui jika bau tersebut berasal dari bau durian, sebab bangunan tersebut juga menyimpan sejumlah bahan kimia yang berbahaya.

Petugas pemadam kebakaran melacak bau busuk itu hingga mengarahkan mereka ke sebuah lemari, di mana tersimpan durian tersebut.

"Setelah pencarian yang komprehensif, petugas pemadam kebakaran mengindentifikasi baunya bukan berasal dari gas kimia," kata Pemadam Kebakaran Metropolitan Melbourne, dalam sebuah pernyataan.

"Tapi gas yang dihasilkan dari durian yang membusuk, buah yang sangat menyengat itu dibiarkan membusuk di lemari," tambahnya.

Baca juga : Malaysia Selidiki Kopi Durian Instan yang Diduga Mengandung Narkoba

Setelah penemuan itu, petugas pemadam kebakaran memberikan keterangan kepada publik, dan gedung kembali dibuka pada pukul 18.00.

Ketika matang, durian memang dikenal sebagai buah dengan bau paling menyengat di dunia. Keberadaannya dilarang di kereta bawah tanah dan pesawat terbang di seluruh negara di dunia.

Durian biasanya memiliki umur simpan tiga hingga enam hari pada suhu ruangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com