Selama ini, para pakar menyoroti ketidakmampuan Kim untuk menjangkau Eropa dikarenakan pesawat mereka yang sudah tua.
Chammae-1, nama jet kenegaraan Korut, disebut hanya bisa menempuh perjalanan hingga 5.000 kilometer.
Sebelumnya, sempat muncul kandidat negara Eropa seperti Stockholm (Swedia), hingga Zurich yang notabene adalah kota terbesar di Swiss.
Namun, untuk mencapai Stockholm, misalnya, Kim harus menempuh perjalanan 7.200 kilometer dari Pyongyang. Sementara Zurich berjarak 8.500 kilometer.
Ide untuk menghelat pertemuan di Ulanbator ditentang oleh Washington. Mereka lebih menginginkan Singapura yang secara infrastruktur maupun keamanan jauh lebih baik.
Baca juga : Thailand Ingin Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Kim Jong Un
Trump disebut juga menghendaki lokasi "glamor" untuk momen bersejarah ini. Boleh dibilang, Singapura merupakan opsi yang tepat.
Sumber dari Gedung Putih berujar, Trump ingin meninggalkan jejak historis melalui pertemuan ini.
"Tentunya, dia menginginkan lokasi yang bisa menyedot perhatian dunia. Mongolia kelihatannya tidak akan menyenangkan Trump," kata sumber itu.
Kemudian, Singapura juga negara netral bersahabat, yang ditandai hubungan diplomatik dengan kedua negara.
Peluang Singapura makin besar karena jaraknya yang hanya 4.700 kilometer dari Pyongyang dapat ditempuh Chammae-1 yang notabene pesawat produksi Uni Soviet di 1970-an.
Jika benar-benar menjadi tuan rumah, ini bukan kali pertama Singapura menjadi penyelenggara pertemuan bersejarah dua negara yang berseteru.
Pada November 2015, Singapura menghelat pertemuan antara Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Taiwan Ma Ying-Jeou.
Pertemuan kedua kepala negara itu merupakan yang pertama sejak berakhirnya Perang Sipil China pada 1950 silam.
Baca juga : Trump: Kim Jong Un Sangat Terbuka dan Terhormat
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan