WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan pandangannya terkait perkembangan kesepakatan nuklir Iran.
The Independent mewartakan Kamis (26/4/2018), Macron merasa pesimistis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal memperpanjang kesepakatan yang habis 12 Mei mendatang itu.
"Pandangan saya, mungkin dia tidak akan melanjutkan kesepakatan tersebut dengan alasan domestik," beber Macron.
Baca juga : Iran ke Trump: Tetap di Kesepakatan Nuklir, atau Hadapi Konsekuensinya
Presiden berusia 40 tahun itu bisa menyimpulkan demikian setelah mendengarkan Trump dalam sesi konferensi pers gabungan Selasa (24/4/2018).
Saat itu, Trump mengatakan kalau kesepakatan yang diteken di Lausanne, Swiss, pada 2015 itu merupakan "menggelikan" dan "gila".
Trump menyebut demikian karena kesepakatan yang terjadi di era Presiden Barack Obama itu tidak mencantumkan hal lain.
Di antaranya adalah soal aktivitas Iran di Timur Tengah, serta program nuklir jangka panjang mereka. Termasuk uji coba rudal balistik.
"Saya pikir ini bukan berita yang besar. Jika Anda mendengarkan dia, Anda bisa menyimpulkan sama seperti saya," tutur Macron.
Trump kini mempunyai waktu sekitar 1,5 pekan untuk memutuskan seperti masa depan kesepakatan nuklir Iran nantinya.
Namun, sebelumnya Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan agar Washington tetap menghormati kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) tersebut.
"Jika ada seseorang yang mengkhianati komitmen, tentunya dia paham bakal menghadapi konsekuensi atas perbuatannya itu," kata Rouhani.
Baca juga : Trump: Iran Ancam Kami, Mereka Bakal Membayarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.