Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pembangunan Terusan Suez Dimulai

Kompas.com - 25/04/2018, 16:27 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Di kota Port Said, pada 25 Maret 1859, pembangunan Terusan Suez, sebuah jalur air buatan sepanjang 162 kilometer yang menembus Tanah Genting Suez dimulai.

Terusan ini dibuat untuk menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah sehingga bisa mempersingkat waktu pelayaran yang sebelumnya harus mengelilingi Tanjung Harapan, Afrika Selatan.

Sebenarnya, sejak zaman kuno kanal buatan untuk menghubungkan Asia dan Afrika yang melalui wilayah Suez sudah berulang kali dibuat.

Saat Mesir diperintah Dinasti Ptolomeus (305 SM-30 SM), sebuah kanal dibuat untuk menghubungkan Danau Bitter ke Laut Tengah. Dibuat juga kanal yang menghubungkan Danau Timsah ke utara hingga mencapai Sungai Nile.

Baca juga : Ingin Bangkitkan Ekonomi, Pemerintah Mesir Memperluas Terusan Suez

Namun, kanal-kanal tersebut kemudian tak dipelihara dan akhirnya dihancurkan demi alasan militer.

Niatan untuk membuat kanal kembali muncul pada abad ke-15, ketika bangsa Eropa membayangkan sebuah jalur pelayaran yang memungkinkan kapal-kapal dagang berlayar dari Laut Tengah ke Samudera Hindia lewat Laut Merah.

Sebab, hingga saat itu semua kapal dagang dari Laut Tengah harus mengitari Tanjung Harapan di Afrika Selatan yang secara otomatis membuat durasi perjalanan menjadi lebih panjang.

Survei serius pertama di tanah genting Suez dilakukan di masa pendudukan Perancis di akhir abad ke-18.

Penguasa Perancis saat itu Napoleon Bonaparte secara pribadi langsung memeriksa sisa-sisa kanal yang dibuat di masa Mesir kuno.

Perancis kemudian membuat studi lanjutan terkait pembangunan kanal ini dan pada 1854 Ferdinand de Lesseps, mantan konsul Perancis di Kairo, membuat kesepakatan dengan gubernur Ottoman di Mesir untuk membangun sebuah kanal.

Baca juga : Presiden Mesir Resmikan Terusan Suez Baru

Kemudian sebuah tim internasional yang terdiri dari banyak pakar membuat rencana pembangunan dan pada 1856 perusahaan terusan Suez dibentuk.

Perusahaan ini kemudian mendapat hak konsesi pengelolaan kanal selama 99 tahun yang dihitung sejak pembangunan terusan telah selesai.

Pembangunan dimulai pada April 1959. Penggalian pertama dilakukan secara manual dan dilakukan para pekerja paksa.

Kemudian para pekerja Eropa yang dilengkapi peralatan paling modern di zaman itu tiba di Mesir.

Namun, sengketa antara para pekerja ditambah terjadinya wabah kolera memperlambat pembangunan sehingga Terusan Suez baru selesai pembangunannya pada 1869 atau empat tahun terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan.

Pada 17 November 1869, Terusan Suez diresmikan lewat sebuah upacara resmi yang dihadiri Ratu Perancis, Eugenie, istri Napoleon III.

Baca juga : Terusan Suez Bakal Punya Adik

Sukses di Mesir, Ferdinand de Lesseps kemudian mencoba membangun Terusan Panama tetap i berakhir dengan kegagalan dan dia meninggal dunia pada 1894.

Saat resmi dibuka, Terusan Kanal hanya memiliki lebar 25 kaki atau sekitar 7,6 meter di bagian bawah dan di permuakaan lebarnya antara 60-90 meter.

Alhasil, hanya kurang dari 500 kapal yang melintasi terusan ini dalam tahun operasional pertamanya.

Perubahan besar dimulai pada 1876 dan seketika terusan itu menjadi salah satu jalur pelayaran paling sbuk di dunia.

Pada 1875, Inggris menjadi pemilik modal terbesar di Perusahaan Terusan Suez saat membeli saham milik gubernur Ottoman di Mesir.

Tujuh tahun kemudian, Inggris menginvasi Mesir dan menduduki negeri itu hingga perjanjian 1936 yang membuat Mesir menjadi negara merdeka tetapi Terusan Suez tetap dalam kendali Inggris.

Setelah Perang Dunia II usai, pemerintah Mesir mendesak agar pasukan Inggris ditarik mundur dari kawasan Terusan Suez.

Situasi itu disusuk dengan keputusan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser yang menasionalisasi terusan tersebut pada 1956.

Tujuan nasionalisasi itu adalah untuk mendapatkan penghasilan dari terusan untuk digunakan membangun sebuah bendungan raksasa di Sungai Nil.

Akibat nasionalisasi itu, pada Oktober 1956 pasukan Israel melakukan invasi disusul kedatangan pasukan Inggris dan Perancis di awal November untuk menguasai zona terusan.

Namun, di bawah tekanan PBB, akhirnya Inggris dan Perancis menarik mundur pasukannya pada Desember 1956 dan pasukan Israel mundur pada Maret 1957.

Saat itu, pemerintah Mesir secara penuh mengendalikan Terusan Suez dan membukanya kembali untuk pelayaran internasional.

Terusan Suez kembali ditutup saat Perang Enam Hari pecah dan Israel menduduki Semenanjung Sinai. Dan, selama delapan tahun berikutnya, Terusan Suez yang memisahkan Sinai dari wilayah lain Mesir menjadi garis depan perang antara Israel dan Mesir.

Baca juga : Mesir Bangun Terusan Suez Jilid Dua Senilai Rp 46,8 Triliun

Pada 1975, Presiden Mesir Anwar Sadat membuka kembali Terusan Suez sebagai bentuk keinginan berdamai setelah melakukan perundingan dengan Israel.

Kini, rata-rata 50 kapal melintasi Terusan Suez dengan membawa lebih dari 300 juta ton barang setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com