Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2018, 15:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan peringatan atas pernyataan yang dilontarkan Iran.

Trump berbicara dalam konferensi pers bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang menjalani hari kedua kunjungannya ke AS pada Selasa (24/4/2018).

Dalam pernyataannya, presiden 71 tahun itu tetap menyebut kesepakatan nuklir yang terjadi di era Presiden Barack Obama merupakan hal buruk.

"Masih memungkinan untuk dilaksanakan kesepakatan baru dengan dasar yang lebih kuat," kata Trump seperti dilansir Russian Today Rabu (25/4/2018).

Baca juga : Iran ke Trump: Tetap di Kesepakatan Nuklir, atau Hadapi Konsekuensinya

Trump, mengutip dari BBC, berkata kalau kesepakatan baru itu seharusnya juga mencakup dugaan keterlibatan Iran di kawasan Timur Tengah seperti di Yaman maupun Suriah.

"Saya pikir, kami bisa menggapai kesepakatan yang lebih besar. Sebab, di manapun Anda melangkah, Anda selalu melihat jejak Iran di sana," bebernya.

Mantan presenter drama realita The Apprentice itu mengatakan bahwa dia masih menunggu perkembangan hingga tenggat waktu di 12 Mei.

"Namun, ancaman Iran yang ditujukan kepada kami bakal membuat mereka membayar konsekuensinya. Seperti yang sudah terjadi di negara lain," tegas Trump.

Macron sependapat dengan Trump. Dia berkata bahwa pengaruh Iran di Timur Tengah haruslah menjadi pertimbangan dalam negosiasi.

"Saya juga menekankan bahwa kesepakatan baru tersebut harus mencakup aktivitas nuklir jangka panjang Iran, termasuk tes rudal balistik mereka," kata Macron.

Sebelumnya, Iran melalui Presiden Hassan Rouhani berkata memperingatkan agar AS tetap berpegang kepada kesepakatan nuklir 2015.

Rouhani berkata Teheran bakal bersikap tegas jika Trump sampai menarik diri dari kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) tersebut.

"Jika ada seseorang yang mengkhianati komitmen, tentunya dia paham bakal menghadapi konsekuensi atas perbuatannya itu," kata Rouhani.

Kanselir Jerman Angela Merkel dilaporkan bakal membujuk Trump untuk memperpanjang kesepakatan itu ketika berkunjung ke AS Jumat (27/4/2018).

Teheran berkali-kali menyatakan jika sampai kesepakatan itu batal, maka mereka bakal meningkatkan produksi nuklir mereka.

Baca juga : Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Iran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com