MARKUDI, KOMPAS.com - Sebanyak 18 orang terbunuh, termasuk dua pastor, dalam serangan pagi hari di sebuah gereja, di Makurdi, Nigeria, Selasa (24/4/2918).
Dilansir dari AFP, sekitar 30 orang yang dicurigai sebagai penggembala menyerang komunitas Mbalom.
Komisioner polisi setempat Fatai Owoseni mengatakan serangan terjadi saat berlangsungnya upacara pemakaman, di mana dua pastor sedang memimpin misa.
"Kami mengambil 16 mayat dari lokasi penyerangan, dan dua di antaranya adalah imam," katanya.
Baca juga : Nigeria Bebaskan 149 Wanita dan Anak-anak yang Diculik Boko Haram
Jemaat gereja berkumpul pada pukul 05.30 waktu setempat di Gereja Katolik St Ignatius, kemudian terdengar suara tembakan.
"Orang-orang berlarian dan berteriak," kata Terhemen Angor, penduduk sekitar.
"Setelah menyerang gereja, penyerbu menuju ke perumahan dan menghancurkan sekitar 60 rumah," ucapnya.
Banyak penduduk yang kemudian menyelamatkan diri ke desa tetangga.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhar mengutuk serangan tersebut dan menyebut kekerasan itu sebagai tindakan iblis.
"Itu jelas aksi untuk memicu konflik agama dan menceburkan komunitas kita ke dalam pertumpahan darah yang tak berkesudaha,' katanya dalam pernyataan.
Baca juga : Boko Haram Serang Pangkalan Militer Nigeria, 20 Orang Dilaporkan Tewas
Wilayah Nigeria Tengah itu memang telah menghadapi konflik antara penggembala nomaden dan petani yang tinggal menetap di sana. Mereka memperebutkan tanah sehingga menyebabkan pertumpahan darah.
Konflik mematikan menjadi isu utama di Nigeria, sementara Buhar mengincar kekuasaan periode kedua dalam pemilihan presiden mendatang.
Dia mendapat tekanan untuk menghentikan kekerasan dan meminta militer mengambil tindakan tegas. Namun, pembunuhan terus terjadi akibat absennya penegakan hukum oleh polisi dan sistem pengadilan.
"Orang dibunuh dan tidak adana yang dilakukan untuk membawa pelaku tindakan kriminal dihukum," kata Idayat Hassa, direktur Pusat Demokrasi dan Pengembangan Afrika Barat.
Baca juga : Wabah Demam Lassa Menyebar di Nigeria, 78 Orang Tewas
"Tindakan ini semakin buruk dan rumit. Kita harus segera mengatasi ini sebelum berubah menjadi peperangan," ucapnya.
Nigeria juga harus menghadapi aktivitas kelompok ekstremis Boko Haram yang kerap menculik murid-murid perempuan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.