MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia memanggil sekitar 60.000 warga negaranya yang menempuh pendidikan di luar negeri untuk kembali ke rumahnya.
Dilansir dari VOA, Selasa (24/4/2018), imbauan itu diumumkan pada 16 April lalu sebagai tanggapan atas fenomena sikap Russophobia atau sentimen anti-Rusia yang berkembang.
Lembaga pemerintah yang bertugas membentuk citra Rusia dan mendukung warga yang tinggal di luar negeri menyebut, banyak insiden terkait Russophobia yang menyebar di banyak negara, terutama di Eropa.
"Ada peningkatan insiden tindakan kasar anti-Rusia," tulis lembaga pemerintah Rusia.
Baca juga : Jaga Hubungan Baik dengan Putin, Trump Tunda Sanksi untuk Rusia
Laporan dari surat kabar Kommersant menunjukkan, banyak kaum muda Rusia yang mengalami kesulitan di negara lain karena tindakan tidak ramah.
"Ini merupakan pertanyaan penting terkait keamanan kaum muda yang belajar di luar negeri," kata Oksana Buryak, moderator program Rossotrudnichestvo, yang membawa para pelajar kembali pulang.
Kepala departemen manajemen dan politik di Universitas MGIMO Moskwa, Genri Sardarian, mengatakan lembaga pendidikan di Rusia diklaim telah siap untuk menerima kedatangan para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di negaranya.
"Kami sering menilai tinggi universitas luar negeri dan merendahkan tingkat pendidikan di lembaga-lembaga Rusia," kata Sardarian.
Seperti diketahui, banyak negara termasuk AS menuduh pemerintah Rusia memerintahkan peracunan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya pada 4 Maret 2018 di Salisbury, Inggris.
Baca juga : Seorang Siswa Berpisau Mengamuk di Rusia, 4 Terluka
Namun, Rusia menyangkal tuduhan tersebut. Insiden tersebut membuat banyak negara Barat mengusir puluhan diplomat Rusia, yang kemudian memicu aksi balasan serupa.
Hubungan yang semakin memburuk antara AS dan Rusia juga telah menyulitkan beberapa pelajar AS yang ingin belajar di Rusia.
Universitas Stanford di California misalnya, yang menangguhkan program pengiriman mahasiswanya ke Rusia, setelah Kementerian Dalam Negeri AS memasukkan Rusia dalam daftar negara paling berbahaya untuk dikunjungi pada Januari lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.