SEOUL, KOMPAS.com - Ketika mengumumkan bakal menghentikan uji coba nuklir, Korea Utara (Korut) juga memutuskan untuk menutup fasilitas nuklirnya di Punggye-ri.
Dalam pidato Pemimpin Korut Kim Jong Un pekan lalu (20/4/2018), fasilitas uji coba tersebut ditutup sebagai wujud denuklirisasi jelang pertemuan dengan Amerika Serikat (AS).
Namun, para pakar dari Korea Selatan (Korsel) punya pendapat berbeda. Mereka berkata, situs itu ditutup karena dinilai sudah tidak aman.
Diwartakan Chosun Ilbo Senin (23/4/2018), sejak Oktober 2006, tercatat sudah enam kali Punggye-ri menjalani tes nuklir.
Baca juga : Pejabat Rusia: Deklarasi Nuklir Korut Berkat Peran Kami Juga
Terakhir dilaksanakan pada 3 September 2017. Saat itu, Korut menguji coba bom hidrogen (termonuklir) yang diklaim merupakan senjata terkuat mereka.
Akibat tes bom tersebut, Badan Geologi AS (USGS) melaporkan terdapat gempa bumi bermagnitudo 6,3 tak jauh dari lokasi uji coba.
Di 31 Oktober 2017, media Jepang Asahi TV mengabarkan kalau 200 pekerja tewas ketika salah satu terowongan di situs tersebut runtuh.
Hong Tae Kyung dari Universitas Yonsei berkata, setidaknya terdapat 10 gempa bermagnitudo lebih dari 2,5 yang diakibatkan oleh runtuhnya terowongan di Punggye-ri.
"Saya menganalisis laporan intelijen bahwa ada kemungkinan situs itu kembali runtuh jika uji coba tetap dilakukan," kata Hong.
Nam Sung Wook dari Universitas Korea menilai, situs Punggye-ri laksana bidak yang bisa dikorbankan dalam permainan Go.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.