Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran ke Trump: Tetap di Kesepakatan Nuklir, atau Hadapi Konsekuensinya

Kompas.com - 24/04/2018, 18:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani memberikan peringatan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

The Telegraph memberitakan Selasa (24/4/2018), dalam pidatonya di televisi, Rouhani meminta Trump untuk menghormati kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan itu dilakukan di Lausanne, Swiss, pada 2 April 2015 meliputi Iran dan enam negara. Yakni AS, China, Rusia, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Kesepakatan bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) itu bakal habis tenggat waktunya pada 12 Mei mendatang.

Baca juga : Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Iran

Diwartakan Al Jazeera, Trump berkata kalau dia bakal menarik AS dari kesepakatan nuklir yang disebutnya "terburuk dalam sejarah" tersebut.

Dia menyebut siap meneruskan kesepakatan itu jika menegaskan soal isu Iran yang lain. Seperti kepemilikan rudal balistik, atau aktivitas mereka di Timur Tengah.

"Jika ada seseorang yang mengkhianati komitmen, tentunya dia paham bakal menghadapi konsekuensi atas perbuatannya itu," kata Rouhani.

Sebelumnya, Presiden Perancis Emmanuel Macron berkata Trump bakal menyebabkan hubungan AS dengan sekutunya di Eropa retak.

"Anda tidak bisa menyatakan perang dengan semua orang. Sangat rumit. Anda butuh sekutu," kata Macron dalam wawancara dengan Fox via CNN Senin (23/4/2018).

Macron melanjutkan, kesepakatan JCPOA tidak akan bisa meningkatkan hubungan negara Barat dengan Iran.

"Namun, untuk nuklir, apalagi yang Anda punya? Sebuah pilihan yang lebih baik? Saya rasa tidak bisa tersedia saat ini," ulasnya.

Pernyataan Macron itu mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, yang menyatakan kalau tidak ada "Rencana B" untuk kesepakatan ini.

"Para pemimpin Eropa harus meyakinkan Presiden Trump untuk tidak sekadar bertahan dengan kesepakatan ini. Namun juga mulai berperan secara positif," tutur Zarif.

Teheran berkali-kali menyatakan jika sampai kesepakatan yang dibuat di era Presiden Barack Obama itu batal, maka mereka bakal meningkatkan produksi nuklir mereka.

Baca juga : Sanksi Baru AS Langgar Kesepakatan Nuklir, Iran Ancam Bereaksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com