Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Tentara AS Terima Transplantasi Penis Pertama di Dunia

Kompas.com - 24/04/2018, 18:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Euronews

BALTIMORE, KOMPAS.com - Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore, Amerika Serikat (AS), mengumumkan telah melakukan transplantasi keseluruhan penis.

Diwartakan Euronews Selasa (24/4/2018), transplantasi tersebut dilakukan kepada seorang veteran Perang Afghanistan.

Euronews melaporkan, tentara yang identitasnya sengaja tidak disebutkan tersebut terkena bom rakitan. Selain alat kemaluan, serdadu itu juga kehilangan kakinya.

Dr Richard Redett, Profesor Rekonstruksi dan Bedah Plastik mengklaim, transplantasi kemaluan yang mereka lakukan terbilang pertama di dunia.

Sebab, mereka melakukan transplantasi keseluruhan penis. Termasuk menanamkan scrotum kepada serdadu tersebut.

Baca juga : Masturbasi, Mainan Seks Ini Tersangkut di Penis Seorang Pria

Adapun operasi yang dilakukan di rumah sakit di Massachusetts, Afrika Selatan, dan China merupakan operasi transplantasi penis saja.

"Harapan kami, melalui operasi itu, pasien bisa mendapatkan kehidupan normalnya kembali. Termasuk urusan kencing dan seksual," kata Redett.

Dr WP Andrew Lee, Direktur Departemen Rekonstruksi dan Bedah Plastik di Johns Hopkins berkata, mereka menemukan pasien itu di 2012.

Rumah sakit kemudian menanyakan apakah pasien tersebut bersedia menjalani transplantasi penis. Meski prosedurnya bisa dilakukan, terdapat kendala dalam praktiknya.

Dilansir Baltimore Sun, tentara yang luka itu ternyata tidak mempunyai jaringan cukup bagus untuk menerima prosedur transplantasi.

Kemudian, dia mempunyai golongan darah yang langka sehingga pencarian donor yang sesuai dengannya menjadi sulit.

Pasien itu membutuhkan waktu lama sebelum tim dokter menyempurnakan teknik rekonstruksi mereka, dan mendapat donor yang sesuai.

Beranggotakan sembilan ahli bedah plastik dan dua pakar bedah urologi, tim dokter Johns Hopkins melakukan prosedur transplantasi itu pada 26 Maret lalu.

Tim dokter sengaja tidak mencangkok testikel donor ke veteran itu. Jadi, sang pasien tidak akan bisa bereproduksi.

Dr Damon Cooney, Asisten Profesor Rumah Sakit Johns Hopkins berujar, menanamkan testikel bakal menciptakan isu etika baru.

Isu tersebut apakah nantinya materi genetik donor bisa berpindah ke anak pasien. "Kami hanya merasa tidak akan bisa menjawab isu itu jika melaksanakannya (transplantasi)," ujar Cooney.

Lebih lanjut, pasien tersebut dilaporkan telah pulih dari operasinya, dan diperkirakan bakal keluar dari rumah sakit pada pekan ini.

Dalam keterangan tertulisnya, pasien itu berujar kalau luka yang didapat di kemaluannya akibat ledakan tersebut sempat mengacaukan pikirannya.

"Ketika saya bangun dari operasi, saya merasa sangat percaya diri karena saya merasa normal," kata veteran tersebut.

Nantinya, fokus tim dokter adalah melihat apakah veteran tersebut bisa kencing. Kemudian enam bulan berikutnya menanyakan apakah dia sudah bisa ereksi.

Baca juga : Ketahuan Selingkuh, Penis Pria di India Dipotong dan Dibuang ke Toilet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Euronews
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com